Kunto Wijoyo, Mantan Musisi asal Mojokerto Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Miniatur Kereta Api

Sempat Terima Pesanan Unik Kereta Presiden Sukarno

Kunto Wijoyo.
Kunto Wijoyo saat memperlihatkan miniatur kereta api buatannya pada Rabu (01/03/2023). (Foto: Hanif Nanda/Tugu Jatim)

MOJOKERTO, Tugujatim.id Apa bisa meraup cuan puluhan juta rupiah dari miniatur kereta api? Tentu saja bisa dong! Salah satunya seperti yang dilakukan mantan musisi drum asal Mojokerto bernama Kunto Wijoyo. Berawal dari kecintaan semasa kecil hingga jadi kenangan, pria asal Penarip Gang II/35, Kranggan, Kota Mojokerto, ini bisa mengubah miniatur kereta api menjadi cuan.

“Awalnya dari ayah saya, mantan kepala Stasiun Mojokerto. Karena hampir setiap hari main ke stasiun sambil lihat kereta, mulai suka ya dari situ,” ucap Kunto Wijoyo kepada Tugu Jatim, Rabu (01/03/2023).

Memasuki usia 27 tahun, Kunto Wijoyo mulai berusaha mendalami pembuatan miniatur KA. Sejak 2005, dia mengaku hanya bisa mengamati gambar-gambar KA dari internet. Selang tiga tahun kemudian, dia belum juga mewujudkan impian terpendamnya untuk membuat miniaturnya. Bapak dua anak itu mengaku belum mampu membeli KA model.

Sembari mencari inspirasi membuat miniatur KA, Kunto masih melanjutkan hobi bermain drum. Lalu medio 2015, dia mulai belajar membuat miniatur KA memakai cutting laser akrilik. Ternyata produk pertamanya banyak diminati pehobi serupa.

Kunto Wijoyo.
Pesanan miniatur kereta api yang dibuat Kunto Wijoyo pada Rabu (01/03/2023). (Foto: Hanif Nanda/Tugu Jatim)

Pelan-pelan usaha Kunto membuahkan hasil. Dalam sebulan, suami Evita Nurdiyanti ini mampu meraup omzet Rp15 juta. Tak hanya produksi miniatur kereta api, Kunto juga melayani jasa cat ulang (repaint) miniatur hingga pembuatan rel KA sesuai pesanan.

“Saya awalnya bikin miniatur KA Pusri. Setelah selesai, saya iseng ikut pameran di Malang. Nah, ada yang penasaran terus langsung pesan ke saya delapan gerbong pada 2015. Karena produknya masih sederhana, saya coba riset lagi. Satu model yang saya posting di medsos ternyata banyak yang minat,” ujar Kunto saat ditemui di rumahnya.

Selama tujuh tahun terakhir sudah ribuan unit gerbong dia buat. Mulai dari KA zaman Belanda, KA model PJKA, KA model Perumka, gerbong barang, termasuk gerbong Pertamina model pertama hingga yang terbaru.

Miniatur yang dihasilkan Kunto memang dibikin sesuai aslinya. Dia mengatakan, KA yang dihasilkan bukan sebatas mainan tanpa memperhatikan skala hitung.

“Saya sering izin ke petugas di stasiun untuk mengukur gerbong KA yang asli. Saya ingin memastikan produk saya itu memang sesuai dengan skala perbandingan antara KA asli dengan miniatur,” ujarnya.

Kunto menerangkan, skala 1:80 adalah ukuran skala kereta Jepang. Sedangkan skala 1:87 untuk skala kereta Amerika. Dia menggunakan skala Jepang karena Indonesia memakai standar ukuran itu untuk lebar relnya.

“Nah, kereta kita itu ukurannya sama kayak kereta di Jepang. Jadi, saya pakai patokan ukuran Jepang,” terangnya.

Menurut Kunto, pesanan paling spesial datang dari seorang pehobi yang memesan kereta kepresidenan yang digunakan oleh Presiden Sukarno seperti terpajang di Museum Transportasi TMII. Dia mengaku pesanan itu tidak boleh digandakan dan harus menjadi satu-satunya miniatur miliknya.

“Itu satu-satunya produk yang tidak saya bikin ulang. Jadi, si pemesan itu ingin kenangan tentang Sukarno diabadikan di miniatur KA itu,” ujarnya.