JEMBER, Tugujatim.id – Komunitas Sedulur Seniman Jemberan (SAJEN) menyelenggarakan kompetisi pecut di Area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Kompetisi pecut digelar dalam upaya ikut melestarikan kesenial lokal yang mulai ditinggalkan masyarakat.
Ketua Panitia, Muhammad Taufik Hidayatullah mengatakan, ide pelaksanaan acara ini lahir dari hasrat untuk mengangkat dan memajukan seni lokal, meskipun awalnya mereka bekerja secara independen tanpa dukungan eksternal.
“Kami memulai segalanya dari titik nol, tanpa adanya bantuan. Pertemuan pertama kami diadakan di rumah Pak Jumantoro, yang kebetulan juga dihadiri oleh Pak Djoko, Wakil Bupati Jember,” ujar Muhammad Taufik Hidayatullah, Kamis (27/2/2025).
Lestarikan Kesenian Lokal Jember
Taufik menambahkan bahwa kehadiran pejabat daerah tersebut memberikan dorongan moral yang besar, sehingga mendatangkan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan kompetisi ini.
Acara tersebut diikuti sebanyak 25 peserta, baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Peserta berkompetisi dengan penilaian berdasarkan tiga kriteria utama yakni wirogo, wiromo dan wiroso.
Pembina SAJEN, Jumantoro menilai, penyelenggaraan lomba pecut merupakan langkah awal dalam kebangkitan seni tradisional di Jember. Menurutnya, potensi kesenian lokal ini bisa menjadi simbol kebanggaan bagi daerah.
BACA JUGA: Tahun Baru Imlek 2025 Jadi Momentum Kerukunan di Jember, Tujuh Agama Gelar Doa Bersama di Klenteng Pay Lien San
“Kami berharap dengan adanya seni ini, tidak hanya minat wisatawan yang meningkat, tetapi juga potensi desa dapat tergali lebih dalam. Di era pemerintahan baru ini, Jember perlu memiliki ikon budaya yang kuat,” pungkasnya.
Lebih jauh, Jumantoro optimistis bahwa tradisi pecut ini memiliki prospek untuk dikenal tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.
Antusiasme tinggi terlihat dari partisipasi para peserta, sementara dukungan Pemerintah Kabupaten Jember semakin memompa semangat para seniman dan pecinta budaya.
BACA JUGA: Festival Kentongan Jember Jadi Upaya Lestarikan Budaya Tradisional di Tengah Pengaruh Budaya Asing
Ia pun mengungkapkan harapan agar kompetisi serupa dapat diadakan di berbagai lokasi, tidak hanya di RTH, melainkan juga di kecamatan lain di Jember, guna lebih mengenalkan warisan budaya ini.
“Bayangkan jika pecut dijadikan bagian dari sambutan untuk tamu dari luar daerah. Akan sangat menarik jika tradisi ini bisa dipertontonkan di alun-alun Jember,” tambahnya.
Dengan keberhasilan acara tersebut, diharapkan seni pecut semakin dikenal luas dan mampu mengukuhkan Jember sebagai salah satu pusat seni tradisional di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko