BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim ingin melindungi legalitas kekayaan genetik durian Bojonegoro dengan melakukan observasi di Desa Klino, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro. Tentunya ini salah satu langkah melindungi legalitas kekayaan genetik durian lokal Kabupaten Bojonegoro.
Desa Klino yang berada di ketinggian 585 meter di atas permukaan air laut (mdpl) itu saat ini selain punya objek wisata alam, juga punya wisata petik buah durian. Perkebunan durian Bojonegoro yang diinisiasi Mbah Datrap ini memiliki hasil panen dengan kualitas buah yang harum dan rasanya yang nikmat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DPKP Imam Nur Hamid menyampaikan, kebun durian Bojonegoro di Desa Klino punya sekitar 40 pohon. Dia melanjutkan, sekitar 20 pohon sudah berbuah dan sebagian besar berbuah lebat.
“Ada 3 pohon durian yang berusia lebih dari 85 tahun, 100 tahun, dan 150 tahun. Inilah yang menjadi cikal bakal dari pohon durian yang sudah dikembangkan oleh masyarakat Desa Klino,” ucapnya pada Jumat (11/02/2022).
Imam Nur Hamid juga menjelaskan untuk jenis atau varietas buah durian ini belum diketahui secara pasti. Namun soal rasanya, tidak kalah dengan buah durian yang ada di daerah lain.
“Buahnya tebal dan rasanya pun legit dan manis,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, dengan melihat potensi perkebunan durian di Desa Klino, Pemkab Bojonegoro melalui DKPP bersama BPTP dan BPSB Jatim sejak 2021 sudah mulai melaksanakan observasi kekayaan genetik tanaman buah sebagai plasma nutfah Kabupaten Bojonegoro.
Imam menjelaskan, pada Senin (06/02/2022), Kepala BPTP beserta peneliti dan kepala DKPP serta perwakilan BPSB Jatim melaksanakan observasi tahap tiga tanaman durian di Bojonegoro. Dia melanjutkan, proses observasi dan karakterisasi yang dilaksanakan sejak 2021-2022 mulai dari karakterisasi pohon, daun, bunga dan buah, dan kandungan nutrisinya.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk melindungi legalitas kekayaan genetik buah lokal Kabupaten Bojonegoro,” katanya.
Observasi dan karakterisasi varietas unggul komoditas buah di Bojonegoro ini dimulai pada 2021 untuk tanaman jambu air dan durian.