SURABAYA, Tugujatim.id – Ruang gerak seni memang tidak terbatas. Sebuah barang-barang berkas bisa disulap menjadi barang menarik dan memiliki nilai jual tinggi jika digerakkan oleh tangan-tangan terampil, tidak terkecuali para perupa dari Komunitas Lingkar Dalam Surabaya.
Komunitas Lingkar Dalam Surabaya, ruang kolektif yang berdiri pada 2021, beranggotakan sekitar 15 anak muda yang memiliki latar belakang seni rupa berhasil memperlihatkan bahwa produk seni tidak hanya berupa lukisan atau instalasi tetapi juga dari olahan barang bekas. Tidak hanya sebatas edukasi dan hiburan, produk tersebut bahkan bisa bernilai ekonomis. Terlebih dapat meminimalisasi terjadinya kerusakan hutan.

“Kami ingin menunjukkan seni itu ada harganya, ada proses, rumit tapi demi kesenangan,” kata Ahmed Langit Biru, founder Lingkar Dalam Surabaya pada Selasa (14/03/2023).
Melalui kegiatan workshop yang mereka selenggarakan pada Selasa (14/03/2023) di Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo, kertas bekas daur ulang dapat dimanfaatkan kembali menjadi bentuk yang lebih baru dan menarik.

“Kemarin kami berhasil jual 100 lembar, per lembar harganya Rp5 ribu. Jadi kami dapat Rp500 ribu,” ujar pria asal Lumajang, Jawa Timur, tersebut.
Bagi komunitas perupa yang bergerak secara independen tersebut bisa menghasilkan cuan melalui karya dapat menjadi keuntungan tersendiri.
“Selama ini kami masih independen, dananya patungan mandiri. Kadang kami ngamen perfomer art di Taman Bungkul,” paparnya.

Selaras dengan Langit, Isnaini Yuanita, salah satu peserta, mengungkapkan kegiatan pembuatan kertas daur ulang sangat mengedukasi masyarakat dalam menghemat penggunaan kertas.
“Ini bagus, saya pribadi mau ikut karena sebelumnya nggak tahu. Menarik, karena ini dari kertas bekas. Selama ini saya kebingungan membuang kertas ke mana lagi kalau nggak saya bakar. Tapi setelah tahu ini nanti paling tidak di rumah jadi kegiatan baru,” jelasnya.

Selain itu, perempuan yang pernah menjabat sebagai Dewan Penasihat Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Sidoarjo tersebut juga menuturkan, masalah sampah kertas menjadi PR bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun, akan lebih efektif jika dapat diolah melalui edukasi kepada masyarakat dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK), hasilnya juga dapat menjadi ide bisnis baru.
“Ini berhubungan dengan KLH karena memanfaatkan limbah, tapi saya tidak jamin mereka bisa mengeksekusi. Ada edukasi dan ekonomi, hasilnya bisa dijual. Menurut saya lebih efektif jika dikerjakan ke PKK biar bisa diajarkan ke masyarakat-masyarakat, jadi produk UMKM (usaha kecil, mikro, dan menengah),” ujarnya.
Cara Membuat Kertas Daur Ulang yang Sederhana:
1. Siapkan alat dan bahan: Kertas bekas, pewarna (tumbuhan atau cat akrilik), air panas dan biasa, hiasan (opsional). Sedangkan, untuk alatnya saringan kayu, blender, bak, hairdyer atau sinar matahari, kain blanco, kanebo, dan setrika.
2. Kertas bekas (koran, buku, atau kertas hvs) dirobek menjadi lebih kecil-kecil, lalu direndam dengan air panas kurang lebih selama 10 menit agar kertas cepat melebur.
3. Kemudian rendaman kertas tersebut diblender sampai halus membentuk adonan air.
Dimasukkan ke dalam air bak.
3. Sari-sari kertas bekas yang terlarut di dalam air bak kemudian disaring.
4. Sari-sari kertas yang menempel pada saringan akan dicetak di atas kain blanco. Cetakan ini dapat diulang dua kali (supaya kertas tidak terlalu tipis tetapi opsional).

5. Air yang menempal pada cetakan harus diangkat menggunakan kanebo dengan sedikit tekanan supaya kertas lebih padat.
6. Cetakan diangkat secara cepat agar tidak meninggalkan adonan.
7. Cetakan dikeringkan menggunakan hairdyer atau sinar matahari.
8. Jika sudah mulai mengering, cetakan kertas disetrika dengan dilapisi menggunakan kain blanco. Kertas siap digunakan.