SURABAYA, Tugujatim.id – Loesdarwanto adalah sosok pribadi yang berpengaruh di balik majunya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Sosoknya saat ini menjabat sebagai pemimpin Wilayah VI Jawa Timur (Jatim) Perum Jamkrindo. Di zaman masih sekolah dan kuliah, dia sudah akrab dengan pelaku usaha di berbagai daerah.
“Ya memang, secara pribadi kalau dilihat gitu ya, awal sekolah sampai kuliah, memang terlibat dengan pelaku usaha kecil gitu. Merasa senang saja, kami kumpul dengan para pengusaha sehingga sudah ada naluri atau menjadi passion pribadi untuk membantu mengembangkan UMKM,” terang Loesdarwanto kepada Tugu Media Group pada Sabtu siang (06/03/2021).
Selain itu, Loesdarwanto juga merasa pengembangan UMKM dan usaha di tengah masyarakat merupakan passion baginya. Dia sudah nyaman dan akrab dengan berbagai kreativitas hingga inovasi UMKM masyarakat yang luar biasa.
“Dulu tidak kepikiran bahwa ohhh usaha (UMKM, red) di Indonesia pasti maju, tidak kepikiran, ndilalah ya karena passion-nya di situ, mungkin juga keterlibatan dengan temen-temen (sehari-hari, red), mungkin diwajibkan kali ya,” jelasnya.
Berkumpul dan Berjibaku bersama Pelaku Usaha Kecil Sudah Menjadi Passion bagi Loesdarwanto
Loesdarwanto juga punya pengalaman menarik saat semua teman-teman kuliahnya ingin bekerja di perusahaan multinasional dan bank-bank mentereng, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini justru ingin masuk di institusi, saat itu masih dikategorikan sederhana, yang memberi kontribusi pada UMKM.
“Saya pernah ditanya temen-temen waktu kuliah dulu kan, setelah lulus pengen kerja di mana, rata-rata jawaban di zaman saya itu kerja di bank mentereng, intinya kerja di bank besar seperti Citibank, dulu belum ada Bank Mandiri ya,” ucapnya.
Akhirnya, Loesdarwanto memilih bekerja di Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK), yang kemudian bertransformasi menjadi Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Bekerja di perusahaan biasa, Loesdarwanto menjelaskan, tapi bisa mengembangkan UMKM.
“Tapi, zaman itu saya justru ingin masuk di institusi atau perusahaan yang tidak terlalu besar, tapi kontribusi di UMKM cukup besar. Waktu itu namanya Perum PKK (Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi, red), kalau keinginan teman saya masuk di perusahaan multinasional (Loesdarwanto justru memilih Perum PKK, red),” jelasnya.
Sebuah iktikad yang patut diapresiasi. Hingga saat ini, Loesdarwanto sudah terlibat dalam beragam pengembangan perekonomian serta UMKM milik masyarakat. Selain itu, juga menyelamatkan hajat hidup banyak orang dalam mengembangkan usaha mereka.
“Saya pengen di perusahaan biasa-biasa saja, tidak terlalu besar di tingkat nasional, tapi perusahaan itu memang fokus pada pengembangan UMKM. Ndilalah saya masuk di Perum PKK yang sekarang bertransformasi menjadi Jamkrindo,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan, bangsa ini sudah waktunya memihak pada UMKM. Sebab, hilir perekonomian menjadi semakin sehat dan elemen sosial tingkat dasar bisa hidup dengan sejahtera.
“Sudah waktunya bangsa ini berpihak pada UMKM dan produk lokal Indonesia, misalnya ada program beli di warung tetangga kita, itu juga bagus. Walau ada yang bilang, kalau beli di warung tetangga kita gimana pelaku yang itu (investor pemilik minimarket dan sejenisnya, red) hahaha,” bebernya.
Di masa lalu, Loesdarwanto sempat merasakan juga tragedi krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada 1998. Banyak usaha ambruk dan gulung tikar. Namun, saat itu Jamkrindo masih kuat bertahan hingga berhasil melewati masa sulit itu.
“Saya dulu sebelum masuk di Jamkrindo ya usaha, kena krisis ekonomi 1998, lulus 1995, krisis moneter itu ambruk semua. Kami masuk Jamkrindo pada 1996 masih selametlah. Kami akhirnya bisa enjoy dengan passion dan membantu banyak orang, pengusaha, serta pelaku usaha muda,” ungkapnya.
Jamkrindo bersama Loesdarwanto berupaya menjalankan seluruh visi-misi dan memacu pengusaha agar mempunyai produk dan inovasi yang luar biasa, terutama pengusaha muda.
“Apalagi pelaku usaha muda sudah luar biasa, nyambung sama visi-misi perusahaan Jamkrindo bisa mengakses dan memacu pengusaha. Sekarang bisa setara dengan perusahaan menengah ke atas,” jelasnya.
Loesdarwanto-lah yang berperan besar di Jamkrindo. Sekitar 5 tahun lagi, dia menjalani masa pensiun. Sembari bercanda, Loesdarwanto tidak menahu siapa tahu dirinya bisa naik menjadi direktur di waktu mendatang.
“Kalau saya pribadi, dulu pernah jual-belilah. Dulu kuliah di Fakultas Ekonomi Unair Surabaya. Saya masih kurang 5 tahun (sebelum pensiun, red), garis tangan Tuhan itu (saat bercanda bila dipromosikan menjadi direktur, red). Fokusnya pada 2021 ini sesuai pada tradisi kami (Jamkrindo, red),” terangnya.
Kini Fokus pada Pengembangan KUR dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Terkait program KUR dan pemulihan ekonomi, Loesdarwanto mengatakan bahwa keduanya merupakan program yang dapat mengangkat kesejahteraan UMKM. Mulai dari pengusaha kecil hingga pengusaha menengah.
“Kami masih perlu waktu, lebih fokus pada penugasan dari pemerintah terkait KUR (kredit usaha rakyat, red) hampir Rp 200 triliun. Lalu program pemulihan ekonomi nasional sampai Rp 10 miliar untuk pelaku pengusaha menengah,” tegasnya.
Sampai saat ini, Loesdarwanto bakal terus fokus pada pembangunan infrastruktur, investasi infrastruktur, dan konstruksi penjaminan proyek agar akselerasi menjalankan program pemerintah dapat berjalan dengan baik.
“Terus untuk fokus pada pembangunan infrastruktur, investasi insfrastruktur, dan konstruksi serta penjaminan proyeknya. Sekarang fokus pada akselerasi program pemerintah, termasuk ekonomi tingkat nasional,” ujarnya.
Setelah puas membahas banyak mengenai UMKM, kreativitas, dan inovasi dalam UMKM, Tugu Media Group mengabadikan momen dengan berswafoto bersama Loesdarwanto, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan pulang menuju Malang. (Rangga Aji/ln)