SURABAYA, Tugujatim.id – Perkembangan teknologi dan inovasi semakin maju hingga bisa memberikan solusi di berbagai macam permasalahan. Salah satunya soal banjir yang membuat Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (KKN ITS) menciptakan alat penakar hujan otomatis untuk lingkungan sekitar.
Alat penakar hujan ini akan mengakomodasi para warga dalam mitigasi banjir yang sering terjadi di lingkungan tempat KKN, yakni di Desa Tambaksumur, Kabupaten Sidoarjo.
Ketua Pelaksana KKN ITS Muhammad Hafidz Imaaddiin menyampaikan ide pembuatan inovasi alat penakar hujan tersebut berawal dari rendahnya elevasi rumah warga di sekitar lingkungan KKN. Menurut dia, di sana ada tumpukan limbah cair dan bertumbuhnya perumahan di sekitarnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi dan kenaikan muka air pada saluran.
“Dengan permasalahan tersebut perlu adanya pembersihan dan pemantauan rutin saluran drainase warga,” ujarnya dalam keterangan yang didapat Tugu Jatim pada Senin (10/10/2022).
Hafidz menjelaskan, untuk pemantauan keadaan saat hujan, tim KKN ITS ini menciptakan Automatic Rainfall Recorder (ARR) dan Automatic Level Recording (AWLR). Tim KKN tersebut dipimpin 10 dosen dan beranggotakan 32 mahasiswa dari Fakultas Vokasi; Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK); dan Fakultas Sains dan Analitik Data (FSAD).
“Dengan alat ini, warga dapat mandiri dan sigap dalam melawan banjir nantinya,” ucapnya.
Dosen Departemen Teknik Infrastuktur Sipil (DTIS) tersebut mengungkapkan, untuk penempatan kedua alat itu perlu perhitungan. Karena itu, tim pemetaan mahasiswa KKN melakukan langkah survei dan pengukuran topografi. Tujuannya untuk menentukan titik efektif dalam menempatkan kedua alat itu.
Menurut Hafidz, ARR ditempatkan pada salah satu atap rumah warga yang kemudian akan menampung air dan melaporkan berbagai data saat hujan melalui aplikasi yang sudah terpasang di smartphone warga. Hafidz menerangkan, saat penampung air di ARR penuh, maka akan menampilkan data tinggi dan durasi hujan serta timbul genangan air setinggi berapa.
Di sisi lain, AWLR ditempatkan pada salah satu saluran drainase perumahan warga. Hal ini dikarenakan AWLR akan berfungsi sebagai pemantau muka air saluran warga dengan sistem Internet of Things (IoT). Ada aplikasi smartphone yang dapat digunakan oleh warga secara realtime keadaan saluran saat hujan.
“Dengan adanya aplikasi internet, para warga tidak perlu datang ke lokasi untuk melihat keadaan saluran saat hujan,” tutur Hafidz.
Dia mengungkapkan, KKN ini merupakan kegiatan kolaborasi lintas bidang ilmu. Dengan pemahaman dia dan mahasiswa DTIS akan curah hujan dan topografi dalam lingkup teknik sipil, yang kemudian didukung dengan ilmu mahasiswa dari Teknik Elektro Otomasi dan Teknik Instrumentasi ITS dalam merancang ARR dan AWLR. Harapannya dapat secara maksimal membantu para warga Desa Tambaksumur.
Dengan adanya kedua alat tersebut diharapkan para warga mampu melakukan upaya mitigasi saat hujan turun. Ditambah dengan adanya aplikasi yang sudah terintegrasikan dengan ARR dan AWLR yang mampu memudahkan warga mengupayakan mitigasi banjir.
“Harapannya, dalam jangka panjang akan terbentuk kesigapan warga dalam melawan banjir,” ujarnya optimistis.