MALANG, Tugujatim.id – Mahasiswa KKN UM semester 2022/2023 tidak mau berdiam diri mengabdi kepada masyarakat di Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Mereka ingin mengangkat perekonomian warga lewat UMKM. Selain perekonomian, juga ingin membantu menuju desa mandiri.
Untuk diketahui, Desa Wonokerso sangat aktif di bidang UMKM. Sebab, ada lebih dari 100 UMKM yang tersebar dari RT 01 hingga 20. Andalannya, yaitu UMKM sektor pangan yang memiliki pelaku terbanyak dibanding sektor kerajinan maupun yang lainnya.
Mahasiswa KKN UM pun merangkul UMKM Desa Wonokerso pada sektor pangan. Hal ini untuk mewujudkan target dan tingkatkan kemandirian ekonomi desa.
Antusias mahasiswa KKN UM ini tampak dengan mengumpulkan para pelaku UMKM sektor pangan pada Kamis (22/06/2023), sekitar pukul 10.30, untuk sosialisasi terkait optimalisasi potensi UMKM.
Sementara itu, Dede Rusmana MPd selaku pemateri membekali warga terkait potensi pasar, produk kreatif, hingga kiat-kiat berdayakan masyarakat UMKM.
Kegiatan ini juga menggelar diskusi dengan ada sesi tanya jawab yang membuat pelaku UMKM antusias. Mereka bertanya seputar meningkatkan potensi pasar hingga cara tingkatkan daya saing produk. Ternyata, problem para pelaku UMKM terletak pada bahan baku yang mahal hingga pesaing yang semakin banyak. Hal ini meresahkan para pelaku UMKM tahun ini.
Harapannya pelaku UMKM Desa Wonokerso dapat lebih paham terkait cara meningkatkan potensi produk UMKM yang dijalankan melalui sesi tanya jawab ini. Untuk menindaklanjuti keresahan pelaku UMKM di Desa Wonokerso, mahasiswa KKN UM berusaha untuk mengedukasi dan mendampingi perencanaan praproduksi hingga marketing pada kegiatan selanjutnya.
Tindak Lanjut Edukasi Pelaku UMKM
Mahasiswa KKN UM di Desa Wonokerso, Pakisaji, Kabupaten Malang, juga sosialisasi soal branding, packaging/kemasan, dan juga penghitungan harga pokok produksi (HPP) pada Rabu (28/06/2023). Sosialisasi sebelumnya digelar soal edukasi potensi UMKM di Wonokerso yang termasuk rangkaian kegiatan proker utama, yakni Optimalisasi Potensial UMKM Desa Wonokerso. Kegiatan sosialisasi ini tindak lanjut dari rangkaian kegiatan yang pertama.
Pemateri Vertic Eridani Budi Darmawan ST MSc yang berkolaborasi dengan mahasiswa menyampaikan soal cara branding yang menarik, apa saja komponen kemasan yang layak dan baik. Selain itu, dia juga mengatakan apa saja macam bentuk kemasan yang cocok dan kekinian untuk produk hingga solusi-solusi untuk memecahkan masalah soal perhitungan harga yang dapat bersaing di pasaran bagi pelaku UMKM.
Warga tampak aktif bertanya soal cara menentukan harga yang lebih murah agar bisa bersaing dengan kompetitor hingga bagaimana cara meminimalisasi pengeluaran agar lebih untung.
“Cari bahan yang lebih murah,” jawab Vertic.
Dia mengatakan harapannya pelaku UMKM setelah mengetahui harga kompetitor dapat mencari distributor bahan yang lebih murah. Tujuannya untuk meminimalisasi pengeluaran hingga mematok harga lebih murah untuk menarik konsumen dengan rasa produk yang tetap sama.
Vertic juga memberi solusi lain, yakni cara membuat produk baru berpotensi dijual dengan harga lebih tinggi atau mengganti pasar ke daerah yang lain. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat menaikkan harga kue sekitar Rp1.000-Rp3.000.
Acara berakhir, mahasiswa KKN UM juga mendata warga yang ingin dibantu untuk mendesain kartu nama, banner, stiker, dan box untuk produknya agar tampilan lebih menarik hingga dikenal banyak orang.
Rangkaian kegiatan ketiga, yakni sosialisasi pengolahan limbah UMKM yang dilaksanakan pada Senin (03/07/2023). Pemateri sosialisasi pengolahan limbah adalah Mika Vernicia Humairo SKM MPH.
Dia menyampaikan materi soal cara alternatif olah limbah rumah tangga yang dihasilkan saat produksi. Rata-rata limbahnya minyak hasil penggorengan dan sisa sayur untuk isian kue basah. Dia menawarkan solusi mengolah limbah organik dengan cara membuat takakura.
Untuk diketahui, takakura dibuat untuk mengolah sisa-sisa sayuran agar jadi kompos siap pakai. Para pelaku UMKM dapat menggunakan kompos untuk tanaman mereka sendiri ataupun dijual.
Sedangkan limbah minyak, dia mengatakan, dipisah minyak bekas yang cair dan gumpalan-gumpalan sisa penggorengan. Lalu minyak cair dapat dibuang di selokan karena masih belum ada pengolahan alternatif. Selain memberikan solusi secara verbal, dia juga demo membuat takakura dengan dibantu mahasiswa.
Untuk kegiatan keempat, pelaku UMKM diajari pengurusan perizinan usaha, Pirt, dan sertifikasi halal yang dilaksanakan pada Rabu (05/07/2023). Kegiatan kali ini, mahasiswa KKN UM membantu pihak perwakilan provinsi yang datang untuk mengurus berkas perizinan para pelaku UMKM.
Urutan pengurusan berkas dimulai dari NIB, lalu pengurusan Pirt bagi makanan yang memiliki masa simpan yang lama, dan yang terakhir pengurusan sertifikasi halal produk. Para pelaku yang ingin mengurus berkas-berkas tersebut diharuskan untuk datang ke kantor desa dengan membawa berkas-berkas identitas yang dibutuhkan. Mulai dari fotokopi KTP, nomor HP, dan biodata usaha.
Kegiatan ini merupakan kegiatan penutup dalam rangkaian proker utama. Harapannya dapat meningkatkan potensi UMKM di Desa Wonokerso.
Sebagai bentuk solusi dari mahasiswa KKN UM yaitu membantu dalam pemberian desain sesuai kebutuhan pelaku UMKM. Mulai dari mendesain banner, desain mockup, desain stiker, dan pemberian kartu nama untuk beberapa UMKM secara gratis. (adv)
Editor: Dwi Lindawati