BATU, Tugujatim.id – Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertemakan Bahaya Perilaku Melukai Diri Sendiri (Barcode Korea) Akibat Pelampiasan Emosi Negatif Pada Anak-Anak. Mereka mengupas barcode Korea kepada pelajar di SDN Sumberejo 2 Kota Batu, Kamis (26/10/2023).
Sosialisasi tersebut dilaksanakan oleh Kara Lea Nata Duwi Anggraeni. Mahasiswi S1 Fakultas Psikologi UM di bawah bimbingan Ikhwanul Ihsan Armalid STrSos MPsi dan Dra Yumei Astutik MSi Psikolog selaku pembimbing lapangan.
Kara menjelaskan, sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada para orang tua dan murid bahwa tren TikTok turut memberikan dampak negatif pada anak. Tidak kurang dari 17 wali murid dan siswa SDN Sumberjo 02 hadir dalam kegiatan tersebut.
Sebelum melakukan sosialisasi, Kara pun terlebih dahulu melakukan kajian dan data yang ada di lapangan. Usai mengkaji masalah yang ada, dia lalu mengajukan izin kepada SDN Sumberjo 02 Kota Batu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KG) Kota Batu.
Untuk diketahui, kegiatan sosialisasi ini sendiri merupakan salah satu bentuk pengabdian untuk memberikan manfaat kepada masyarakat luas yang juga merupakan bentuk hasil luaran dari pelaksanaan progam magang MBKM yang dilaksanakan di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu.
Dalam paparan sosialisasinya, Kara menjelaskan bagaimana tren TikTok pada anak-anak dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif.
“Apabila melihat tren TikTok dengan konten yang bermanfaat dan mendidik, tentu akan berdampak baik bagi anak. Namun sayangnya, saat ini banyak anak-anak menonton video TikTok dengan konten yang tidak mendidik serta mengikuti tren yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini tentu sangat berdampak buruk bagi mereka, salah satunya yaitu barcode korea, seperti melampiaskan emosi dengan cara menyakiti diri sendiri, akibat kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak serta bullying.
Untuk mengurangi dampak barcode korea pada anak-anak, Kara menjelaskan, perlu adanya kesadaran dan sikap tegas dari orang tua dan lingkungan sekitar.
“Oleh sebab itu, penting untuk para orang tua sebagai lingkungan terdekat anak untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya barcode korea pada anak-anak agar ke depannya orang tua bisa bersikap tegas kepada anak-anak,” imbuhnya.
Ikhwanul Ihsan Armalid selaku pembimbing dari Kara, turut menjelaskan bahwa anak-anak masa kini memang memerlukan perhatian orang tua saat menggunakan gadget.
“Anak adalah ‘mesin fotocopy’. Mereka akan sangat mudah meniru apa yang dilihat. Maka dari itu penting bagi orang tua untuk tahu apa yang anak-anaknya lihat dan membatasinya,” jelas dosen bidang Psikologi Sosial di Fakultas Psikologi UM ini.
Dia mencontohkan kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa siswa SD di Pekalongan yang melakukan bunuh diri karena HP-nya disita oleh orang tuanya. Menurutnya, selain sudah kecanduan gadget hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya perhatian dari orang tua dan belum mampunya anak dalam meregulasi emosinya.
“Maka dari itu sosialisasi kepada orang tua dan anak ini sangat penting untuk menghindari mereka melakukan perilaku negatif yang dapat menyakiti dirinya sendiri,” imbuhnya.
Hadirin yang datang pun tampak sangat atusias mendengarkan sosialisasi dari mahasiswa Psikologi UM. Hal ini terbukti dari ada pertanyaan yang diajukan oleh hadirin dan juga adanya diskusi setelah pemaparan materi sosialisasi.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, Fakultas Psikologi UM berharap dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya orang tua sebagai lingkungan terdekat anak untuk bisa meningkatkan kesadaran mengenai barcode korea akibat pelampiasan emosi negatif. Sehingga ke depannya dapat meminimalisasi beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh emosi anak.
Writer: Imam A. Hanifah
Editor: Dwi Lindawati