SURABAYA, Tugujatim.id – Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan sebuah alat berbasis machine learning untuk menanggulangi masalah banjir di ibu kota.
Surabaya, sama halnya Jakarta, tak lepas dari masalah banjir di beberapa titik. Pemukiman yang sempit dengan lahan yang semakin menyusut akibat masifnya pembangunan, kota-kota besar seperti ini rawan terjadi banjir.
Dua mahasiswa Program Studi Teknologi Sains Data Unair Surabaya, M Assadam dan Devy Rizky Aditya yang berhasil menciptakan alat pendeteksi banjir.
“Latar belakang penciptaan alat ini berawal dari kekhawatiran kami terhadap masalah banjir. Apalagi di Surabaya. Sebelumnya kami mencatat setidaknya ada 118 titik di Surabaya yang rawan banjir tiap tahunnya,” kata Sadam.
Ia menuturkan, alat yang mereka ciptakan menggunakan metode ensemble pada machine learning sehingga bisa memprediksi adanya banjir secara real time. “Jadi, ensemble ini bisa meningkatkan akurasi dan meminimalisir bias saat pembentukan model prediksi,” ucapnya.
Selain menjadi pendeteksi banjir, alat ini juga sekaligus bisa meminimalisir polusi akibat dari penggunaan daya terus-menerus. Sebab, alat yang mereka rancang telah menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui tenaga surya.
“Access persentase prediksi banjir ini nantinya bisa dibuat untuk publik dengan melalui website desa terkait, alarm, dan SMS. Jadi informasinya lebih cepat,” jelasnya.
Selain itu, mahasiswa asal Pekalongan, Jawa Tengah tersebut menuturkan bahwa karyanya juga turut memberikan kontribusi kepasa Sunstainable Development Goals (SDGs) terkait perubahan iklim. Yang mana, masalah iklim pada saat ini bahkan beberapa tahun ke depan masih menjadi prioritas yang wajib segera dituntaskan.
“Kami berharap karya ini bisa berdampak besar pada perubahan iklim, khususnya banjir di kota-kota seperti Surabaya,” ucapnya.
Inovasi yang ciptakan oleh Sadam dan Devy Rizky itu telah mengantongi penghargaan Juara III dalam kompetisi Soedirman Science Competition 2023.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti