Tugujatim.id – Salah satu spesies mamalia laut raksasa yang termasuk famili Manatee, Dugong, dikabarkan telah punah secara fungsional atau tidak mampu mempertahankan populasi yang layak di Cina.
Hal ini diketahui dari sebuah penelitian yang baru dipublikasikan kemarin (24/08/2022) berjudul “Functional extinction of Dugongs in China” oleh Mingli Lin, Samuel T. Turvey, Shouting Han, 7 peneliti lainnya dari Zoological Society of London ZSL dan Chinese Academy of Sciences.
Catatan sejarah ikan duyung atau dugong mencapai puncaknya sekitar tahun 1960 dan kemudian menurun dengan pesat dari tahun 1975 dan seterusnya.
Untuk membuktikan kepunahan fungsional spesies dugong di laut Cina, para peneliti melibatkan dan mewawancarai 788 responden yang mayoritas merupakan nelayan profesional. Mereka berasal dari 66 desa di 22 kotamadya di 4 provinsi maritim Tiongkok Selatan (Hainan, Guangxi, Guangdong, dan Fujian).
Dari total 788 responden, hanya 3 dari mereka melaporkan melihat dugong dalam 5 tahun terakhir, dan tidak ada catatan yang dikonfirmasi sejak 2008. Karena hal ini, para peneliti melaporkan habisnya spesies megafauna satu ini merupakan kepunahan fungsional pertama yang dilaporkan dari hewan vertebrata (bertulang belakang) besar di laut Cina.
Namun di sisi lain, mereka juga memikirkan kemungkinan bahwa beberapa ikan duyung ini masih hidup di pesisir Cina lain yang tidak terdeteksi oleh responden atau meninggalkan pesisir Cina untuk hidup di perairan lain.
Sementara itu, runtuhnya populasi hewan herbivora penyuka rumput laut ini sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia, yaitu karena penangkapan dan perburuan ikan, kegiatan ekonomi di pesisir, serta hilangnya habitat dugong.
“Pertumbuhan ekonomi yang pesat saat ini di Cina dan negara-negara lain di sekitar Laut Cina Selatan, ditunjukkan melalui peningkatan kegiatan ekonomi pesisir baru-baru ini (memancing, pariwisata berbasis perahu, konstruksi laut), mengubah struktur dan fungsi habitat laut yang kritis dan berdampak pada mamalia laut dan keanekaragaman hayati yang lebih luas di seluruh wilayah,” tulis para peneliti di studi tersebut.
Sebelumnya, dugong terdaftar sebagai hewan rentan punah secara global oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dan hewan yang dilindungi Kunci Nasional Tingkat 1 sejak 1988 oleh Dewan Negara di Cina.
Peneliti pun mengkhawatirkan karena kepunahan fungsional dugong ini akan berdampak pada mamalia laut lain yang terancam karena aktivitas manusia sekarang mendominasi pemandangan laut.
Peningkatan pemantauan, identifikasi spesies berisiko tinggi punah, dan pengoptimalan upaya konservasi laut sangat perlu dilakukan agar kepunahan tidak terjadi pada spesies laut lain.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim