SURABAYA, Tugujatim.id – Banyak kegiatan positif yang bernilai edukasi untuk diterapkan orang tua, salah satunya lewat kegiatan dongeng bagi anak. Pendongeng asal Surabaya, Febri Tri Handayani mengungkapkan, mendongeng dapat melatih sensor motorik serta mengundang kepekaan emosional pada anak.
“Dongeng itu salah satu komunitas yang terbaik tanpa harus kita menasihati, tanpa harus menyuruh. Dengan mendongeng, anak akan bisa memulai sesuatu dari kepekaan diri sendiri. Misalnya kita kan sering ngajarin anak-anak harus minta maaf, minta tolong, dan sebagainya. Nah, narasi itu kita sisipkan ke dalam cerita-cerita dongeng,” kata Febri saat ditemui di Bunda Daycare pada Minggu (19/03/2023).
Di usia awal perkembangan anak, gerak kerja panca indera seperti pendengaran dan penglihatan sedang aktif dan dominan. Jadi, kegiatan dongeng bagi anak perlu untuk dilakukan oleh para orang tua agar memberikan simulasi yang tepat dalam melatih gerak indera tersebut.
“Manfaat mendongeng itu banyak sekali. Kalau untuk anak-anak belum bisa baca, akan memperbanyak kosakata. Lalu melatih imajinasi anak, kemandirian anak, karakter anak itu penting banget,” ucapnya.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari beberapa pakar bahwa tujuan mendongeng dapat merangsang kualitas dan kuantitas sel-sel pada otak serta mengembangkan koordinasi otot agar dapat bekerja secara optimal.
“Kita mendongeng kan dengan rasa bahagia. Saat kita mendongeng, anak dalam kondisi alfa, apa pun informasi yang dilihat, didengar, dan dibaca akan lebih mudah diserap. Anak akan lebih cepat tanggap karena dia dalam keadaan bahagia, beda lagi kalau saat marah atau sedih. Makanya kita sebagai pendongeng harus bahagia dulu, harus bangun emosinya anak-anak dulu,” ucapnya.
Sebagai informasi, kondisi alfa adalah kondisi seseorang dalam tahap paling iluminasi atau cemerlang pada proses kreatif kerja otak. Dalam kondisi ini, menjadi momen yang tepat untuk digunakan dengan belajar. Sebab, sel saraf sedang berada dalam kondisi seimbang.
Jadi, perempuan yang aktif dalam komunitas Kumpul Dongeng tersebut menyarankan kepada orang tua melakukan kegiatan mendongeng kepada anak sebelum tidur. Kendati demikian, sebenarnya tidak ada batasan kapan orang tua harus menyisihkan waktu luang dengan anak.
“Saya mengharapkan banget visi misinya Kumpul Dongeng mengembalikan kegiatan dongeng ke rumah. Jadi sekarang orang tua juga mengurangi bermain gadget. Orang tua bisa mendongeng di rumah, nggak harus mendongeng berimajinasi macam-macam, cukup membacakan buku pun nggak masalah. Karena dongeng penting untuk anak-anak karena lingkungan di luar pengaruhnya besar sekali,” paparnya.
Selain itu, menurut dia, kegiatan mendongeng pada anak dapat dimulai saat sejak dalam kandungan. Sebab, anak mulai dapat mendengar saat usia memasuki 18 minggu. Setiap suara yang mereka dengar, akan memengaruhi proses tumbuh kembangnya.
“Sampai usia dewasa butuh didongengin. Jangan dikira dewasa nggak membutuhkan dongeng, kalau dewasa kita bisa ngobrol biasa, curhat itu juga sama saja dengan dongeng. Kita sama-sama menemukan solusi. Intinya, tetap bercerita,” papar Febri.
Dia berpesan kepada para orang tua untuk menyisakan waktu setidaknya seminggu sekali untuk diisi dengan kegiatan dongeng bagi anaknya. Selain bermanfaat pada internal anak, mendongeng juga berdampak pada konsistensi komunikasi antara anak dan orang tua.