SURABAYA, Tugujatim.id – Masih soal tren jual-beli baju thrift (second import) yang kian menarik masyarakat. Dalam usaha jual-beli baju thrift, ada macam-macam ball second import yang disediakan distributor. Ketua Jatim Thriftshop Community (JTC) sekaligus owner dari akun media sosial baju thrift dengan username @jumatsore_, yakni Deni Yuda Irawan menyebut, masing-masing jenis itu dibedakan dari berat ball second import. Ada yang 40 kg, 80 kg, dan 100 kg. Yang paling laku dibeli penjual dari distributor, yakni jenis 100 kg.
Jenis Second Ball Import
Deni menjelaskan, kalau soal harga setiap ball, berbeda-beda setiap kota. Ada yang kisaran Rp 6 jutaan untuk isi thrift hoodie hingga Rp 11 jutaan untuk kaus dan kemeja per ball second import. Setiap kota punya selisih harga, kendati selisihnya tidak jauh berbeda.
“Per ball macam-macam, ada yang 40 kg, 80 kg, tapi yang favorit 100 kg. Kalau soal kilo, harga per ball, beda kota beda harga, tapi gak beda-beda banget. Untuk 1 ball yang tagnya hoodie di Bandung sekitar Rp 6 jutaan, belum ongkir, ada yang Rp 11 jutaan untuk kaus dan kemeja yang tagnya bagus,” terangnya pada Tugu Jatim, Selasa (25/05/2021).
Komunitas JTC
Deni juga menceritakan awal berdirinya komunitas Jatim Thriftshop Community (JTC) yang diawali dari kegiatan santai dan ngopi bareng para penjual thrift di kedai kopi Rolag Surabaya. Yang hadir banyak, ada 70 orang seller, kemudian Deni ditunjuk sebagai ketua komunitasnya.
“Komunitas ini ceritanya terbentuk secara gak sengaja, ngopi santai di Rolag. Banyak yang kami undang, sekitar 70-an seller. Lalu kami ada ide untuk membentuk organisasi, jadi wadah bagi para seller baju second, akhirnya dibuat komunitas dan saya ditunjuk sebagai ketuanya,” bebernya.
JTC sendiri merupakan komunitas baju thrift terbesar yang ada di Jawa Timur. Deni menjelaskan, salah satu manfaat bergabung di komunitas penjual thrift seperti JTC dapat dipakai sebagai wadah saat ada event-event besar terkait thrift yang digelar di Jatim.
“Ini komunitas juga mewadahi seller-seller di seluruh Jatim, biar bisa mewadahi saat ada event, juga menjaga trusting atau kepercayaan konsumen. Kami bisa lacak seller amanah apa gak dalam jualan,” sambungnya.
“Bisa beri info juga ke customer, ada agenda rutin juga dari kami, namanya ‘kopler’ atau kopi antar seller, kumpul untuk silaturahmi antar sesama anggota JTC (Jatim Thriftstore Community, red),” ujarnya.
Platform Jualan
Beberapa platform jualan baju thrift yang sering dipakai anggota JTC, yakni media sosial seperti Facebook dan Instagram. Ada juga yang jual secara offline dan membuka lapak sendiri di tempat-tempat strategis, termasuk saat event.
Selain media sosial, Deni menambahkan, JTC juga memakai Shopee dan Tokopedia, atau aplikasi jual-beli yang berbasis e-commerce dengan memakai rekening bersama untuk membangun kepercayaan pembeli baju-baju thrift mereka.
“Biasanya Facebook dan Instagram, juga untuk menambah kepercayaan konsumen, pakai rekening bersama, seperti dari Shopee, Tokopedia kalau untuk jualan offline, biasanya waktu ada event, ada yang sewa tempat untuk jualan, jualan pinggir jalan dan jualan di toko-toko mereka sendiri,” ucapnya.