Mengenal Ritual Slikasan, Prosesi Upacara Adat Warga Tuban Mengawali Masa Tanam Padi

Ritual Slikasan.
Kemeriahan ritual Slikasan di Tuban saat arak-arakan mengelilingi desa pada Kamis (05/01/2023). (Foto: Diskominfo Tuban)

TUBAN, Tugujatim.id – Unik! Warga Desa Pugoh, Kecamatan Bancar, Tuban, Jatim, menggelar ritual Slikasan saat memasuki masa tanam padi pada Kamis (05/01/2023). Ritual untuk melestarikan budaya ini merupakan salah satu prosesi upacara adat yang memang dikhususkan mengawali masa tanam padi.

Beberapa tahun ini, prosesi adat ini dijadikan desa sebuah rangkaian Festival Slikasan Desa Pugoh. Karena itu, masyarakat sedari pagi memenuhi jalan desa untuk memeriahkannya. Bahkan, mereka memakai baju adat dengan membawa umbul-umbul, cangkul, buah-buahan, makanan lain, serta padi.

Ada pula gunungan yang tersusun dari buah-buahan dan sayuran yang ikut dalam arak-arakan mengelilingi desa, diikuti dengan rombongan tak-takan serta drum band yang menambah kemeriahan suasana ritual Slikasan.

Ritual Slikasan.
Kepala Desa Pugoh, Kecamatan Bancar, Tuban, Kusyanti menyerahkan bibit padi kepada Jago Tandur atau ketua kelompok untuk selanjutnya ditanam.(Foto: Diskominfo Tuban)

Seluruh sesaji dibawa ke sendang desa untuk disucikan dan didoakan, termasuk padi yang akan ditanam. Padi kemudian dibawa ke sawah untuk ditanam.

Proses menanam diawali dari Jago Tandur atau ketua kelompok tani yang dituakan terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan. Mereka menanam padi yang telah diarak dan disucikan di sisi pinggir sawah.

Selanjutnya, disusul seluruh petani setempat. Setidaknya, lebih dari 400 petani mengikuti “tandur” di lahan sawah seluas 1 hektare yang telah disiapkan.

“Seperti proses kami membuat nasi dari sebutir beras. Bagaimana bisa menjadi sebuah nasi? Itu memerlukan proses panjang dari mulai menanam padinya,” terang Kepala Desa Pugoh Kusyanti.

Ritual Slikasan.
Proses penanaman padi usai ritual Slikasan di area sawah seluas satu hektar yang persiapkan untuk kegiatan itu.(Foto: Diskominfo Tuban)

Festival Slikasan kali ini merupakan kali kedua digelar desa setempat. Tujuannya untuk melestarikan ajaran leluhur kepada generasi muda dan masyarakat modern saat ini mengenai pentingnya sebuah proses dalam menjalani kehidupan.

Dia juga mengatakan, ritual Slikasan hadir dengan memadukan konsep budaya leluhur zaman dulu dengan era modern. Dia melanjutkan, tujuannya agar mudah diterima generasi saat ini dengan catatan tidak mengurangi nilai luhur yang ada.

“Kami Pemdes Pugoh berusaha menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki budaya dan adat istiadat sehingga tetap bisa terjaga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban M. Emawan Putra dalam kesempatan tersebut mengatakan, ritual adat menanam “tandur” padi bersama yang dimulai dengan upacara adat bernama Slikasan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi wisata budaya.

Menurut dia, acara ini juga bisa menjawab program OVOP dari Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengenai penggalian potensi desa untuk kemajuan ekonomi. Harapannya dengan Festival Slikasan yang mulai dilaksanakan secara rutin ini bisa menjadi pemantik wisatawan luar Tuban untuk berkunjung.

“Mudah-mudahan bisa ramai setiap tahun dan meningkatkan perekonomian desa,” ujarnya.

Usai prosesi tandur, dilanjutkan dengan arak-arakan menuju kembali ke sendang untuk melaksanakan kenduri dan makan bersama seluruh masyarakat desa.