SURABAYA, Tugujatim.id – Buat kamu yang tertarik dengan kebudayaan Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan budaya pemakaman dan kematian, Tugu Jatim punya satu tempat di Surabaya, Jawa Timur, yang wajib kamu kunjungi. Namanya Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian di Universitas Airlangga (Unair). Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!
Lokasi dan Sejarah Museum Etnografi
Museum Etnografi terletak di Kampus B Universitas Airlangga, tepatnya di depan gedung FISIP Unair. Museum dibangun pada 25 September 2005 sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Departemen Antropologi FISIP Unair.
Museum Etnografi Unair lahir dari koleksi mahasiswa antropologi yang dikumpulkan saat praktik kerja lapangan (PKL), di mana mereka menemukan berbagai benda etnografi dari penjuru Indonesia.
Baca Juga: Situs Duplang Kamal: Warisan Sejarah Megalitikum di Jember yang Indah
Pendiri Museum Etnografi Unair merupakan dua tokoh penting yaitu ahli antropologi budaya Dr Adi Sukadana dan seorang profesor antropologi ragawi asal Polandia Prof Dr Habil Josef Glinka SVD. Mereka ingin menciptakan museum yang tidak hanya memamerkan koleksi, tetapi juga mengedukasi tentang tradisi pemakaman dan kematian dari sudut pandang budaya dan ilmiah.
Koleksi Museum yang Menarik
Museum Etnografi Unair menampilkan koleksi berbagai replika makam, tradisi pemakaman, kerangka manusia, hingga infografis tentang kematian. Secara garis besar, koleksi museum ini dibagi ke dalam lima segmen utama yang masing-masing menghadirkan pengalaman dan wawasan berbeda.
1. Ritual Pemakaman di Indonesia
Di segmen ini, kamu bisa mempelajari tradisi pemakaman unik dari berbagai suku di Indonesia. Misalnya, tradisi di Desa Trunyan, Bali, di mana jenazah diletakkan di atas tanah dan ditutup dengan bambu tanpa dikubur.
Aroma dari pohon Taru Menyan di sekitar area tersebut mencegah bau jenazah menyebar. Ada juga tradisi suku Toraja yang menyimpan jenazah bayi di dalam pohon besar berlubang, simbol dari kembalinya sang bayi ke alam.
2. Penguburan Sekunder
Di segmen ini, kamu akan melihat tradisi penguburan sekunder yang dilakukan oleh beberapa suku di Indonesia, seperti suku Asmat di Papua. Kamu bisa melihat tengkorak dan tulang belulang yang diawetkan sebagai bagian dari ritual adat mereka.
3. Fenomena Mati Suri
Di segmen ini, kamu akan menemukan penjelasan ilmiah tentang fenomena mati suri. Ada juga koleksi kerangka manusia dari Banyuwangi yang konon terkait dengan praktik ilmu hitam di masa lalu. Ruangan ini mengajak kamu berpikir tentang batas antara kehidupan dan kematian.
4. Kebudayaan Megalitikum
Segmen ini membawa kamu ke masa lampau, tepatnya ke era megalitikum di mana kamu akan melihat artefak pemakaman seperti sarkofagus, dolmen, dan menhir yang ditemukan di Bondowoso, Jawa Timur. Koleksi ini menunjukkan bagaimana nenek moyang kita memperlakukan kematian dengan penuh penghormatan melalui simbol-simbol megah.
5. Antropologi Forensik
Di segmen terakhir, museum ini menawarkan pengalaman belajar menjadi ahli forensik. Kamu bisa mempelajari cara mengidentifikasi kerangka manusia berdasarkan ras, jenis kelamin, hingga penyakit yang mungkin menyebabkan kematiannya.
Mengapa Kamu Harus Berkunjung?
1. Nuansa Horor yang Menarik
Salah satu hal yang membuat Museum Etnografi Unair begitu berkesan adalah suasananya. Pencahayaan yang temaram, aroma dupa, dan suara-suara khas seperti nyanyian malam menciptakan atmosfer yang terasa sedikit mistis. Nuansa ini semakin memperkuat tema museum yang berfokus pada kematian dan tradisi pemakaman.
2. Gratis untuk Dikunjungi
Kabar baiknya, kamu bisa mengunjungi museum ini tanpa perlu membayar tiket masuk. Kamu hanya perlu mengisi buku tamu dan mematuhi peraturan yang berlaku. Museum ini dapat kamu kunjungi setiap hari Senin hingga Sabtu, dari pukul 07.00-13.00 WIB.
3. Satu-satunya di Indonesia
Museum Etnografi Unair tidak hanya unik di Surabaya, tetapi juga satu-satunya di Indonesia yang memamerkan koleksi terkait kematian dan budaya pemakaman dari berbagai suku di Nusantara.
Baca Juga: Wisata Hits! Black Dew Cafe Pacet Destinasi Sejuk dengan Konsep Unik di Mojokerto
Review Pengunjung
Kritik dan pujian juga dilayangkan beberapa pengunjung yang sudah datang ke Museum Etnografi Unair melalui ulasan Google Maps. Salah satu kritik datang dari akun @Tam** Au* yang berpendapat bahwa museum ini agak sulit untuk ditemukan.
“Sayang tempatnya agak tersembunyi, susah untuk ditemukan,” ujarnya.
Disisi lain, Museum Etnografi Unair juga mendapatkan pujian dari akun @Ir** Esmer* yang berpendapat museum ini bagus walaupun banyak yang bilang menakutkan serta memiliki pemandu yang baik dalam menjelaskan koleksi museum.
“Ini museum yang bagus. Meskipun banyak orang bilang seram. Tapi ngga kok. Ada museum guide yang telaten ngejelasin benda-benda yang ada di museumnya. Very insightful kalau datang kesini. Dapat wawasan baru,” pujinya.
Berikut pembahasan mengenai Museum Etnografi Unair. Dengan koleksi yang unik, suasana horor yang mendukung, dan akses gratis, museum ini menjadi salah satu destinasi edukasi terbaik di Surabaya. Jadi, tertarik untuk mendatanginya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ebenhaezer Parningotan Silaban/Magang
Editor: Dwi Lindawati