MALANG, Tugujatim.id – Museum Musik Indonesia (MMI) resmi meluncurkan buku berjudul “Lady in Melody” sebagai bagian dari proyek pendokumentasian peran perempuan dalam sejarah musik Indonesia. Proyek ini didanai oleh ACC-MOWCAP UNESCO Small Grant Programme 2024, sebuah program hibah kecil yang mendukung pelestarian dan akses terhadap warisan dokumenter, khususnya dalam ranah digital, di Asia-Pasifik.
Buku yang diluncurkan Museum Musik Indonesia setebal 379 halaman ini mengangkat 10 penyanyi dan penulis lagu perempuan Indonesia yang berpengaruh dalam perkembangan musik nasional sejak 1920 hingga 2000-an. Mulai dari Saridjah Niung (Ibu Sud), Sandiah (Ibu Kasur), Titiek Puspa, Waldjinah, Elvy Sukaesih, Ully Sigar Rusadi, Dara Puspita, Melly Goeslaw, Anggun C. Sasmi, dan Agnes Monica. Buku ini tidak hanya memuat biografi mereka, tetapi juga mengulas kontribusi dan pengaruh karyanya dalam perkembangan musik di Indonesia.
Baca Juga: Peringatan HSN 2024, Kemenag Jember Ungkap Masa Depan Santri
“Kami ingin menunjukkan bagaimana perempuan Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah musik kita. Buku ini adalah hasil dari proses kuratorial yang panjang dan kami sangat bangga bisa mengabadikan nama-nama besar seperti Ibu Sud hingga Agnes Monica dalam satu karya yang komprehensif,” kata Ratna Sakti Wulandari, salah satu penyusun buku “Lady in Melody”, dalam sambutannya, Selasa (22/10/2024).
Selain dalam bentuk buku, proyek ini juga mencakup digitalisasi koleksi musik sehingga publik dapat mengaksesnya secara luas. Museum Musik Indonesia saat ini menyimpan lebih dari 40.000 koleksi musik, termasuk rekaman fisik berupa vinyl, kaset, instrumen tradisional dan modern, serta buku dan majalah musik.
“Sebagian dari koleksi kami sudah berusia lebih dari 50 tahun dan penting bagi kami untuk mendokumentasikan ini sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya,” ujar Hengki Herwanto, salah satu anggota tim proyek.
Hibah dari ACC-MOWCAP UNESCO juga mendukung Museum Musik Indonesia dalam menjalankan misinya untuk mengarsipkan warisan dokumenter, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Menurut Marconi Djoko Waluyo, salah satu pengurus museum, program hibah ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian musik sebagai warisan budaya.
Di sisi lain, dia mengatakan, proyek ini juga membawa pesan kesetaraan gender yang kuat.
“Diskriminasi gender masih menjadi isu global, termasuk di dunia musik. Melalui koleksi ini, kami ingin menampilkan bagaimana perempuan di Indonesia, khususnya di bidang musik, telah berperan besar selama beberapa dekade,” tambah Usman Mansur, salah satu penulis proyek ini.
Museum Musik Indonesia juga menyampaikan terima kasih kepada ACC-MOWCAP UNESCO yang memungkinkan proyek ini terwujud.
Baca Juga: Dok! PN Vonis Fotografer Cabul di Jember Enam Tahun Penjara hingga Denda Ratusan Juta Rupiah
“Dengan adanya hibah ini, kami dapat terus menjalankan komitmen untuk melestarikan aset bangsa dan memastikan bahwa konten budaya Indonesia bisa diakses oleh dunia,” ujar Stephanie Prima Prasetyowati, anggota tim proyek lainnya.
Museum Musik Indonesia berharap bahwa buku “Lady in Melody” dan hasil digitalisasi koleksi musiknya dapat menjadi bahan ajar dan sumber penelitian bagi berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga musisi.
“Kami berharap apa yang kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan berkontribusi pada semangat kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan,” tutup Ratna Sakti Wulandari.
Mini pameran terkait proyek ini dibuka untuk umum mulai hari ini, dan publikasi digitalnya dapat diakses secara gratis melalui situs resmi Museum Musik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati