SURABAYA, Tugujatim.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia per Jumat (3/11/2023) sebanyak 33 orang. Kendati demikian, saat ini kasus tersebut belum terkonfirmasi di Jawa Timur.
“Alhamdulillah Jawa Timur belum ada kasus konfirmasi Mpox dan semoga virus tersebut tidak masuk ke Jatim,” kata Kepada Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Erwin Astha Triyono, pada Sabtu (4/11/2023).
Meski begitu, ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan patuh protokol kesehatan. Sebab, kasus Mpox sebagian besar dialami oleh laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis.
dr Erwin mengatakan, Mpox ditularkan oleh sesama manusia melalui lesi kulit, droplet, dan beda yang terkontaminasi. Sementara itu, penularan dari hewan ke manusia bisa melalui daging olahan, gigitan, atau kontak langsung.
“Mpox itu penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah, beda dengan cacar air yang lebih cepat, tapi tergantung daya tahan tubuh juga,” terangnya.
Dia menjelaskan, beberapa gejala yang bisa dialami oleh seseorang yang terkontaminasi Mpox di antaranya sakit kepala hebat, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri punggung, sering kelelahan, batuk, nyeri tenggorokan, dan hidung mampet. Lalu, diikuti oleh fase erupsi di mana kulit akan muncul ruam atau lesi.
Lebih lanjut, dr Erwin menjelaskan bahwa umumnya Mpox di Indonesia bersifat ringan. Gejalanya dirasakan sekitar 2-4 minggu, namun tidak menutup kemungkinan bisa berkembang dan berdampak pada kematian. “Kasus Mpox di Indonesia sebagian besar gejalanya ringan dan tidak ada yang meninggal,” ucapnya.
Namun, kembali dia menegaskan, jika masyarakat mulai mengalami gejala Mpox agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya guna mengantisipasi adanya penularan.
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Lizya Kristanti