MALANG, Tugujatim.id – Seolah memasuki lorong waktu. Begitu gambaran pertama yang muncul saat berkunjung ke Toko Riang di bilangan Basuki Rahmat, kawasan Kayutangan Heritage di Kota Malang siang itu. Toko Riang menjadi satu dari banyak saksi bisu tonggak awal peradaban Kota Malang.
Di sepanjang jalan protokol utama itu, berderet banyak bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial Belanda. Beberapa di antaranya, masih tetap berdiri kokoh, utuh. Toko Riang adalah satu dari sekian aset yang memiliki catatan historis yang panjang.
Reporter Tugu Malang, partner Tugu Jatim beruntung punya kesempatan berkunjung mendengar kepingan masa lalu dari pelakunya langsung, Endah Sumarni, Minggu (17/1/2021) siang. Wanita bertubuh kurus yang sudah menginjak usia 64 tahun itu menyambut reporter dengan riang. Seriang nama tokonya.
Bangunan toko yang separuhnya kini beralih fungsi jadi kafetaria itu masih tetap bertahan dengan suasana historically old-nya. Berbagai perabot mulai meja, kursi, tatakan lemari kaca, tangga, pintu teralis brankas hingga trafo gaya lawas disitu juga masih berfungsi dengan baik.
Seolah masuk mesin waktu, perjalanan menyusuri masa lalu Kota Malang bisa dilakukan lewat foto-foto jadul yang ditempel di dinding kafetaria. Dari situ, anda bisa merasakan suasana masa lalu di sejumlah kawasan penting Kota Malang seperti Pasar Besar, Kayutangan, Jembatan Kahuripan dan masih banyak lagi.
”Toko Riang sudah ada sejak 1950-an. Kurang lebih sudah 70 tahun. Sempat ganti-ganti peruntukan. Mulai toko palen (kebutuhan sehari-hari), toko buku, kantor bank hingga sekarang jadi rumah makan,” tutur Endah sembari menggoreng jemblem, menu kudapan favorit disana.
Endah mengisahkan, Toko Riang hingga sekarang masih mencoba bertahan menjual palen, mainan hingga daster klasik khas Malangan. Lalu, separuh areanya dimanfaatkan jadi kafetaria oleh pemiliknya, Darwanto sejak 1993 dan berlanjut hingga sekarang.
”Dulu disini ramai, lebih hidup. Banyak pelanggan setia. Kami sampai sibuk lalu lalang seharian. Tapi gak ngerasa capek, kerasa senengnya saja dulu ketemu banyak orang,” kisah Endah yang membantu pemilik Toko Riang sejak masa kecilnya itu.
Kini, praktis hanya dia satu-satunya yang dipasrahi keluarga besar pemilik aset untuk melanjutkan wasiat mendiang menjaga ‘ruh sejarah; bangunan itu. Endah pun punya komitmen kuat menjaga kepercayaan itu. Baik secara aset bahkan hingga resep makanannya dari mendiang.
Menu favorit paling sering dipesan hingga saat ini adalah singkong goreng dan jemblemnya. Rasanya pun tak mengecewakan. Minumannya pun tak kalah klasik lagi. Favoritnya Wedang Rempah. Terbuat dari racikan rahasia perpaduan antara empon-empon nusantara yang menghangatkan badan.
Untuk harga dengan kualitas yang sepadan, rasanya cukup pantas untuk dibilang terjangkau. Untuk makanan berat, bisa memesan aneka masakan jawa seperti nasi goreng, cah sawi, bakmie nasi telur hingga nasi oseng. Kalau ada waktu, ada baiknya anda mampir dan mencoba sesi santai anda di mesin lorong waktu ini. Selamat mencoba. (azm/gg)