SURABAYA, Tugujatim.id – Acara pameran buku Patjar Merah Surabaya telah memasuki hari keempat pada Selasa (01/11/2022). Tentu saja, festival literasi ini masih tetap membuka pasar buku dari pagi sampai malam, tepatnya sejak pukul 10.00-22.00. Istimewanya, panggung pameran ini disulap jadi pertunjukan puisi hingga performance art. Seperti apa keseruannya?
Patjar Merah Surabaya kali ini menyediakan ratusan judul buku dari berbagai penerbit dengan harga diskon. Selain bazar, ada pula acara-acara lain di dalamnya.
Bahkan, Patjar Merah Surabaya kedatangan teman-teman komunitas literasi sekitar. Mulai dari Undisputed Poetry, Kupu Tarung, sampai Malam Puisi Sidoarjo. Semuanya berkumpul di Xperia Collaborative Space (AJBS) Jalan Ratna, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Di dalam pasar buku ini, komunitas-komunitas tersebut memberikan kesempatan bagi tiap orang untuk membacakan puisi karya sendiri hingga performance art lewat program bernama Panggung Suro Srawung Boyo. Setidaknya, ada sembilan komunitas yang hadir pada malam itu.
Arek Institute menjadi pelaku seni pertama di panggung utama Patjar Merah Surabaya ini. Mereka mencoba menggambarkan puisi 11 Tubuh Dalam Kamar Surabaya yang terdapat dalam buku Tubuh Mati Menyantap Dirinya Sendiri lewat gerak dan olah tubuh. Cukup dengan bermodalkan sarung, Arek Institute menyulap seisi ruangan Xperia menjadi hening dan fokus.
“Saya melihat puisi itu seperti representasi perjalanan saya selama empat tahun di Surabaya, yaitu sebagai manusia yang terus mencari perkembangan dan perubahan zaman. Karena itu, isunya pun tidak jauh-jauh dengan surealisme,” ujar Adnan Guntur, alumnus fakultas ilmu budaya di salah satu perguruan tinggi di Surabaya.
Tak mau kalah unjuk gigi, komunitas Mr. Day membakar semangat para pengunjung pameran. Dengan menyanyikan lagunya sendiri yang diimbangi dengan karangan puisi, perwakilan Mr. Day yang terdiri tiga orang tersebut menyampaikan pesan-pesan dari isu sosial dengan sangat menarik dan menghibur.
“Ini merupakan lagu sendiri. Judulnya Kidung Tak Bertua. Menariknya, saat melantunkan puisi di atas panggung, semuanya spontan. Nggak tertulis dan tidak dipikirkan sebelumnya,” terangnya.
Selain Arek Institute dan Mr. Day; Undisputed Poetry, FS3LP, Malam Puisi Sidoarjo, Kupu Tarung, komunitas serta peserta lainnya turut menyumbang karya. Setidaknya, seluruh aksi panggung itu berlangsung hingga pukul 21.00 WIB.
Untuk diketahui, pameran buku Patjar Merah Surabaya masih akan berlangsung hingga Minggu (06/11/2022). Untuk Rabu (02/11/2022), akan ada program cangkrukan buku dengan tema “Jembatan Tak Kembali” di panggung utama serta pemutaran sinema dari teater boneka Papermoon yang diletakkan di auditorium IFI Surabaya.