Tugujatim.id – Siapa sangka ternyata Indonesia juga memiliki gurun pasir eksotis bak di Gunung Sahara. Kamu tidak perlu jauh-jauh ke Timur Tengah untuk melihatnya, view gurun pasir ini bisa kamu dapatkan dengan mengunjungi Pantai Oetune NTT. Seperti apakah keindahan wisata alam di sana?
Meski bukan gurun pasir yang sebenarnya, pantai ini memiliki luas hamparan pasir putih yang luas mirip dengan di gurun pasir. Keindahannya tidak hanya terletak pada pemandangannya yang indah, tapi juga pada kehalusan pasirnya. Pantai Oetune menawarkan pengalaman yang membuat pengunjung ingin berlama-lama di sana.
Tidak seperti pantai-pantai lain di Indonesia, Pantai Oetune memiliki hamparan pasir putih dengan luas sekitar 100 meter persegi di sepanjang pantainya. Pemandangan ini terasa seperti berada di gurun pasir Timur Tengah yang menakjubkan. Hamparan pasir yang berbukit-bukit ini sering digunakan sebagai lokasi sandboarding.
Bukan hanya hamparan pasir putihnya, keunikan Pantai Oetune juga terletak pada ombak pecah yang menarik dan berbeda dalam setiap gulungannya. Di sepanjang batas pantai, ada juga pohon kasuari yang tumbuh dengan jarak sekitar 6-8 meter, menambah keunikannya. Pohon lontar juga mempercantik lanskap Pantai Oetune.
Selain bersantai dan menikmati pantai, pengunjung juga dapat bermain-main di kawasan gurun pasirnya. Keindahan pantai ini semakin terpancar dengan perpaduan pasir putih, laut biru, dan langit yang memukau.
Di sekitar pantai, pengunjung akan menemukan rumah khas penduduk setempat yang unik dan menarik. Rumah-rumah penduduk Timor di Pulau Timor memiliki dinding dari pelepah gewang dan atap dari daun gewang. Rumah ini menjadi spot foto yang estetik dan memberikan pengalaman tidak terlupakan bagi para pengunjung.
Selain menikmati panorama alam yang indah, pengunjung juga dapat menikmati buah lontar yang dijajakan oleh anak-anak di sekitar lokasi. Dengan harga terjangkau, pengunjung dapat menikmati kesegaran air dan daging buah lontar sambil menikmati kecantikan laut dan gurun pasir khas Pantai Oetune.
Lokasi Pantai Oetune NTT
Pantai Oetune terletak di Desa Tuafanu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mencapai Pantai Oetune, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 115 kilometer dari pusat Kota Kupang, dengan estimasi waktu perjalanan selama 2-3 jam.
Baca Juga: View Eksotis Pantai Pink NTT, Hamparan Pasir Merah Muda dan Keajaiban Bawah Laut Begitu Menakjubkan
Selama perjalanan, para pengunjung akan melewati jalan yang berkelok-kelok dan berbukit. Di sepanjang perjalanan, mereka akan disuguhi pemandangan indah hamparan perbukitan serta rumah-rumah penduduk khas Timor. Setelah berkendara selama 2-3 jam, akan tiba di persimpangan jalan.
Apabila memilih lurus, akan menuju Pantai Kolbano. Tapi jika berbelok kanan, akan ada beberapa spanduk dan baliho yang mengarah ke Pantai Oetune NTT.
Fasilitas
Di sekitar Pantai Oetune NTT ada beberapa fasilitas yang menunjang kenyamanan para pengunjung, seperti area parkir yang memadai, toilet umum, warung yang menjual makanan dan minuman, serta gazebo yang cocok untuk bersantai dan menikmati pemandangan pantai.
Harga Tiket Masuk
Tiket masuk ke Pantai Oetune sangat terjangkau dengan harga Rp10.000, pengunjung bisa menikmati keindahan alam yang menakjubkan di sini. Jika membawa kendaraan pribadi, ada biaya parkir tambahan sebesar Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.
Jam Operasional
Jam operasional Pantai Oetune NTT tidak ditentukan secara pasti sehingga pengunjung dapat datang kapan saja. Namun, saat datang di malam hari, perlu diingat bahwa area sekitar pantai cenderung gelap karena luasnya hamparan pasir.
Karena itu, disarankan untuk mengunjungi pantai pada pagi atau sore hari. Pada waktu-waktu tersebut, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit atau terbenam yang memukau.
Review Wisatawan
Salah satu pengunjung Pantai Oetune NTT, Dwi Shinta Febriyanti mengungkapkan komentarnya melalui kolom Google Maps. Dia mengungkapkan, Pantai Oetune memiliki keindahan yang memukau. Meskipun berjarak cukup jauh dari Kota Kupang, tapi capeknya akan terbayar dengan menikmati keindahan yang disuguhkan. Dia juga menyarankan untuk memakai topi dan pelindung sinar matahari karena cuaca di sana yang begitu panas.
“Salah satu pantai yang luar biasa yang saya temui di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, memiliki jarak yang cukup jauh dari Kupang. Namun, ketika sampai di sana, keindahannya benar-benar membuat segala perjalanan terbayar. Pantai ini memiliki pasir yang sangat luas yang menambah pesonanya. Namun, perlu diingat bahwa cuaca di sini cukup panas dengan sinar matahari yang terik sehingga disarankan untuk menggunakan topi dan pelindung matahari ketika mengunjungi tempat ini,” tulisnya.
Baca Juga: Serial Drama Seribu Nina, Cerita Petualangan Amar Mencari sang Kekasih ke Dimensi Lain
Pengunjung lainnya, Daramate Kale mengatakan, keindahan dari wisata ini bukan hanya dari pesona pantainya, tapi ada juga hamparan pasir putih luas seperti gurun pasir. Suasana ombak laut bergemuruh, pohon lontar dan pucuk pinus yang tertiup angin laut menambah ketenangan dan kenyamanan saat berlibur di Pantai Oetune NTT.
“Hamparan pasir putih yang sangat luas. Pasirnya halus tertiup angin seperti di gurun pasir, ombak laut bergemuruh merdu membuat suasana tenang dan santai di gazebo dengan gratis. Sambil menikmati segarnya air kelapa muda yang manis. Anak-anak sekitar dengan ramahnya menawarkan buah lontar segar yang dapat dinikmati di tepi pantai. Angin laut yang sejuk membuat suasana liburan keluarga semakin nyaman, dengan pohon lontar dan pucuk pinus yang terembus oleh angin. Betapa indahnya alam bahari di Oetune,” tulisnya.
Secara keseluruhan, Pantai Oetune NTT adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam yang memukau, suasana tenang, dan pengalaman unik di tengah hamparan pasir putih yang mirip gurun pasir. Destinasi ini menawarkan pemandangan eksotis yang jarang ditemui di tempat lain di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu tempat wisata yang layak dikunjungi untuk menciptakan kenangan tidak terlupakan.
Writer: Rafly Oktaviandry (Magang)
Editor: Dwi Lindawati