JEMBER, Tugujatim.id – Pelajar SMP di Jember dipaksa pacar berhubungan intim. SA (15) yang masih duduk di sebuah SMP di Kawasan Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember dipaksa pacarnya, SL (19) berhubungan badan. Perilaku tidak senonoh itu berlangsung di beberapa tempat mulai dari rumah pelaku hingga rumah korban.
Hal tersebut diungkapkan paman korban berinisial SH (42) saat melaporkan kasus yang menimpa SA ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Kepolisian Resor (Polres) Jember pada Selasa (17/9/2024).
Paman korban menjelaskan, SA berpacaran dengan SL selama tujuh bulan. Selama kurun waktu itu pula, SA dipaksa berhubungan intim untuk melampiaskan nafsu bejat SL. Menurutnya, sudah tujuh kali korban disetubuhi.
Dalam melancarkan aksinya di rumah pelaku, SL mengancam korban dengan tidak mengantarkannya pulang. “Sedangkan, jarak rumah korban dan pelaku jauh, si korban takut,” ujar paman korban.
Terduga pelaku SL merupakan warga di Kecamatan Ajung, sedangkan korban SA bertempat tinggal di Kecamatan Ambulu. Selain di rumah terduga pelaku, pemaksaan berhubungan intim itu pernah dilakukan di rumah korban. “Jadi rumah korban saat itu kosong,” tegas paman korban.
Tidak hanya itu, perbuatan senonoh SL juga pernah dilakukan di kediaman neneknya. ”Dalam keadaan rumahnya itu kosong juga,” tegas paman korban. Dirinya berharap, dengan melaporkan kejadian tersebut, ada keadilan terhadap korban.
Lebih dari itu, dengan ditayangkannya laporan ke pihak kepolisian agar tidak terulang kembali kejadian yang sama. Melihat, usia korban masih di bawah umur dan masih duduk di bangku SMP.
Paman korba juga meyakini, terduga pelaku memberikan makan korban sebelum diajak berhubungan intim. “Kemungkinan kan di situ melakukan karena sudah tahu risikonya, intinya takut hamil lah, kemudian dari pola makanan itu bisa juga dikasih, ini menurut firasat saya,” jelas paman korban.
Paman korban menegaskan bahwa, hubungan pacaran keduanya telah diketahui dan diterima baik oleh keluarga korban. “Cuma pihak keluarga korban terutama saya ini (paman korban, Red) merasa kecewa berat, anak seusia korban segitu kok tega diberlakukan kayak gitu,” katanya.
Kejadian tersebut terungkap saat keluarga korban mengetahui isi percakapan di media sosial WhatsApp antara SA dan SL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Diki Febrianto
Editor: Darmadi Sasongko