Tugujatim.id – PT Paragon Technology and Innovation berkolaborasi dengan Pemimpin.id menginisiasi program “Temu Bermakna Talks” bagi pegiat komunitas yang bergerak di berbagai bidang. Di antaranya, pendidikan, lingkungan, kesehatan, kewirausahaan, dan pemberdayaan perempuan.
Acara yang bertemakan Muda Bergerak Berdampak “Level Up Youth Community” itu juga diharapkan membantu meningkatkan performa komunitas secara efektif sehingga menciptakan multiple impact dan mempercepat pertumbuhan berkelanjutan.
Kali ini acara pelatihan kepemimpinan organisasi itu berlangsung secara daring pada Jumat (29/10/2021). Selain itu, juga dihadiri lebih dari 90 peserta. Dalam acara ini menghadirkan CEO Paragon Technology and Innovation Salman Subakat sebagai pembicara.
Dalam paparannya, Salman Subakat memberikan motivasi bagaimana seorang pemimpin mampu menjadikan sebuah organisasi berjalan dengan baik. Sebab, menurut dia, kualitas sebuah komunitas sangat berdampak untuk Indonesia. Dan seorang pemimpin komunitas harus memiliki kualitas yang bagus karena sebuah organisasi atau komunitas akan sangat tergantung dengan kualitas dari pimpinannya. Termasuk pemimpin harus memilih kata-kata yang diucapkan di dalam komunitasnya.
“Memang kalau seorang pemimpin harus hati-hati dalam bicara dan mendengar, hati-hati juga dalam berbicara dari hati dan dengan hati-hati,” ungkap Salman.
Dia mengatakan, seorang pemimpin mampu menghadapi krisis-krisis kecil. Jika itu sudah terlewati, maka dia akan pandai dalam menghadapi krisis yang terjadi di dalam lingkup kepemimpinannya. Dalam sebuah contoh kasus, Salman melanjutkan, bagaimana anggota dalam sebuah komunitas tersebut mampu berdiskusi, punya banyak ide, berkeksperimen, adaptasi, dan interaksi secara cepat yaitu harus didahului dengan budaya yang ditanamkan.
“Kita sebagai pimpinan cenderung nagih hasil. Tapi, kita lupa sebelum capability harus ada culture yang dibangun, harus ada kolaborasi seperti sharing, belajar, bedah buku yang sama. Belajar memahami anggotanya seperti apa, susahnya gimana, dan mimpinya apa. Tapi, harus belajar bertahap mewujudkan mimpi tersebut,” ungkap dia.
Kalau seorang pemimpin inginnya semua dilakukan dengan cepat tanpa ada empati dan kurang paham kondisi organisasi, menurut dia, hal tersebut akan salah arah.
“Syaratnya kita (pemimpin) harus humble dan adaptif. Karena besarnya sebuah organisasi itu bisa dihadapi bareng-bareng,” imbuhnya.
Salman Subakat juga mengatakan, sebuah organisasi bukan hanya untuk memerintah atau diperintah, tapi seseorang bisa melihat diri terbaiknya ketika dia berada di organisasi tersebut.