MALANG, Tugujatim.id – Setelah vaksin Covid-19 datang, dalam waktu dekat akan segera dilakukan vaksinasi, termasuk di Kota Malang. Namun, dalam sejumlah survei menyebutkan ada gelombang penolakan vaksin, baik dari masyarakat atau bahkan tenaga medis sendiri. Dalam hal ini, Pemkot Malang punya cara untuk menggalang kepercayaan publik untuk melakukan vaksinasi.
Rencananya, Pemkot Malang akan menggandeng influencer untuk menyosialisasikan maksud baik dari vaksinasi yang akan dilakukan pada 13-15 Januari 2021. Langkah itu dipilih sebagai respons balik untuk memerangi informasi yang diklaim hoaks terkait vaksin Covid-19.
“Rencananya, kami akan menggandeng influencer dari generasi milenial, agar apa? Agar kepercayaan masyarakat terhadap vaksin ini meningkat. Supaya tidak ada hoaks lagi. Kan ada hoaks yang beredar mengatakan nanti jika disuntik bisa lumpuh dan meninggal dunia,” kata dia kepada awak media Senin (11/01/2021).
Namun, rencana ini juga belum jelas apakah bisa direalisasikan atau tidak. Sutiaji hingga kini pun tetap berpedoman sesuai instruksi yang ada. ”Ketentuannya memang belum ada, tapi sudah coba saya usulkan ke pemprov untuk memerangi hoaks,” tegasnya.
Selain influencer, Sutiaji mengatakan, nanti juga akan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat lain, mulai dari pejabat publik, tokoh medis, hingga tokoh agama. Jumlah figur publik yang nanti akan digandeng untuk jadi percontohan vaksinasi ini mencapai 10-15 orang. ”Siapa-siapanya nanti akan diumumkan. Masih kami koordinasikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, terkait distribusi vaksin jenis Sinovac dari Tiongkok ini kata dia juga masih belum ada instruksi khusus kapan akan didistribusikan masuk. Posisi vaksin ini sudah ada di Dinkes Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
”Untuk penerimaan di tiap daerah juga berapa nakes yang akan divaksin, di sini juga belum tahu. Ditunggu saja nanti,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Sri Winarni bahwa hingga saat ini pun pihaknya masih update data tenaga medis sesuai petunjuk dari Kementerian Kesehatan melalui Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SISDMK).
“Hingga per Kamis (07/01/2021) kemarin, yang sudah update sekitar 7.000 nakes dari total sekitar 13 ribu-14 ribu tenaga kerja kesehatan,” ungkapnya. (azm/ln)