MALANG, Tugujatim.id – Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM menginstruksikan perangkat daerah Pemkot Malang menangani stunting dengan sistematis.
Menurut Wahyu, angka prevalensi stunting di Kota Malang menunjukkan progres positif di angka 8,9 persen, namun tetap harus diupayakan penanganan yang maksimal.
“(Penurunan stunting) sudah punya progres bagus, di angka 8,9 persen, jangan lupa data ini dinamis, bisa berubah sewaktu-waktu. Ada keluarga rawan stunting juga yang jumlahnya 4.521 keluarga. Maka perlu kita antisipasi dengan upaya maksimal,” ucapnya, pada Jumat (17/11/2023).
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi balita stunting di Kota Malang pada 2022 sebesar 18 persen. Jumlah ini mengalami penurunan dari 2021 yang berada di angka 25,7 persen. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang belum merilis angka stunting 2023.
Namun data Pemkot Malang merilis, sebanyak 3.084 anak di Kota Malang berisiko stunting. Jumlah tersebut merupakan hasil bulan timbang pada Februari 2023 dari 34.382 anak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang terus berupaya menekan angka stunting dapat turun sekitar 5 persen.
“Saya minta Perangkat Daerah (PD) terkait khususnya, agar melakukan validasi data karena ini penting. Harus akurat dan penangannya tepat sasaran. Jadikan bulan timbang sebagai mitigasi awal, dan yang terakhir harus banyak sosialisasi kepada masyarakat, ini penting dan akan terus saya evaluasi,” ucapnya.
Adapun upaya penanganan yang sistematis menurut Wahyu, agar dapat berdampak pada perubahan baik yang terukur. Penurunan angka stunting merupakan salah satu instruksi Presiden RI, Ir Joko Widodo. “Saya ajak juga masyarakat untuk sama-sama peduli. Saya akan mengawal penanganan ini sebagai bentuk komitmen saya kepada Bapak Presiden, juga kepada masyarakat,” jelas Wahyu.
Ia memberikan arahan masyarakat bisa menerapkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Menurutnya, STBM merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, yang tentu akan mencegah banyak hal termasuk stunting.
“STBM ini agar sanitasi di lingkungan sekitar itu berkualitas. Dapat mengurangi penyakit berbasis lingkungan akibat sulitnya akses air bersih dan sanitasi yang buruk,” tambahnya.
Apa saja indikator STBM?
1. BAB pada tempat yang benar
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Membuang dan mengelola sampah dengan benar
4. Makan dan minum yang bersih
5. Mengolah limbah cair rumah tangga dengan aman
Pemkot Malang baru-baru ini telah memberi penghargaan terhadap tiga kelurahan yang memenuhi lima Pilar STBM yaitu Kelurahan Arjowinangun, Lesanpuro, dan Balearjosari.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, MM, mengatakan, pihaknya terus getol mengkampanyekan hidup sehat dan melaksanakan penekanan terhadap risiko stunting.
Misalnya dengan kampanye Sosialisasi Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada anak usini dini dan guru TK di Kota Malang. “SDIDTK adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta pencegahan stunting,” jelas Husnul, pada Jumat (17/11/2023).(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti