Pencairan Dukungan Merdeka Belajar Kampus Merdeka 2021 Diteruskan di Tahun 2022

Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU Asean Eng, Plt Dirjen Diktiristek
Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU Asean Eng, Plt Dirjen Diktiristek. (Foto: dikti.kemdikbud.go.id)

JAKARTA, Tugujatim.id – Sebanyak 2.880 mahasiswa yang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) belum menerima haknya berupa uang saku dan biaya hidup pada tahun 2021 ini. Dari jumlah mahasiswa ini jika dirinci, 1.100 mahasiswa MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat), 1.000 mahasiswa KM (Kampus Mengajar), dan 780 mahasiswa PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).

Hal yang sama dialami oleh 1.230 mentor dan pendamping yang juga belum menerima haknya. Dengan rincian, 600 mentor MSIB, 450 dosen pembimbing lapangan KM, dan 180 pendamping PMM. Tidak cairnya hak mahasiswa dan para mentor di tahun 2021 ini karena ada persoalan kelengkapan dokumen sehingga  belum bisa dibayarkan secara penuh.

Namun demikian, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt Dirjen Diktiristek), Nizam, memastikan bahwa pencarian hak tersebut tidak dihentikan, dan akan dilanjutkan di tahun 2022.

Dia mengatakan bahwa sejak Oktober 2021, Kemendikbudristek dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), selaku penyandang dana program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, telah bekerja ekstra keras untuk menghubungi satu per satu peserta, mentor, dosen pembimbing lapangan, dan pendamping yang belum melengkapi informasi sebagai syarat pencairan.

“Kami mohon maaf atas berbagai kendala dan keterlambatan dalam pemenuhan hak mahasiswa dan mitra. Merupakan tanggung jawab kami bahwa semua pihak akan mendapatkan pembayaran yang menjadi haknya. Bagi yang belum mendapatkan pembayaran sepenuhnya, tidak usah khawatir, karena pencairan kegiatan tahun 2021 masih akan diteruskan di tahun 2022 sampai semuanya selesai,” jelas Nizam dalam rilisnya pada Tugujatim.id, Minggu (26/12/2021).

Tak lupa, Nizam mengapresiasi seluruh mahasiswa dan mitra, mentor dan para dosen yang telah bekerjasama dan mendampingi para mahasiswa dalam menimba pengalaman melalui program-program MBKM.

Dia menjelaskan bahwa berbagai program yang diberikan oleh negara ini tujuannya agar mahasiswa mendapatkan kompetensi yang tidak mungkin diperoleh hanya dari dalam kampus. Mahasiswa diharapkan tetap bersemangat mencari pengalaman, ilmu baru, dan kompetensi untuk berjejaring.

“Banyak sekali testimoni positif yang kami terima. Kami berterima kasih kepada para peserta Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Saya berharap pengalaman berharga yang diperoleh dari mengikuti program ini akan betul-betul menjadi bekal di masa depan,” pungkas Nizam.

Sementara itu, Erwan Cerentio, salah satu mahasiswa peserta MSIB yang mendapatkan kesempatan magang di salah satu perusahaan telekomunikasi ternama memberikan testimoninya.

“Saya bisa mengalami dinamika perusahaan-perusahaan besar bahkan sebelum selesai kuliah. Saya sampai nangis saat harus belajar dan berproses. Tapi, persiapan dan fasilitas yang diberikan program ini sangat membantu saya,” ujar Erwan.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kesempatan mengikuti program MSIB sangat baik bagi mahasiswa. Mereka bisa mengeksprolasi kemampuannya, karena mereka belajar menjadi profesional selama beberapa bulan.

“Saya mendapatkan kesempatan terbaik untuk mengeksplorasi dan bereksperimen. Ini adalah tiga bulan paling berharga. Sulit membayangkan mahasiswa bisa bertahan di dunia profesional nantinya tanpa ada kesempatan ini,” jelas Erwan yang berkuliah di Universitas Gadjah Mada itu.

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya kepada ribuan mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri di luar perguruan tinggi mereka.

Tahun 2021, Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada semester 1/2021 telah diikuti oleh sekitar 12.800 mahasiswa pada program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), 21.700 mahasiswa pada program Kampus Mengajar (KM), 8.200 mahasiswa pada Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), dan 950 mahasiswa pada Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

Program-program MBKM didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memungkinkan mahasiswa peserta serta mentor perusahaan dan dosen pendamping mendapatkan dukungan uang saku, biaya hidup, atau honor selama menjalankan kegiatan.

Dukungan tersebut berasal dari anggaran negara yg dikelola LPDP. Karenanya, sebagai syarat pencairan, akuntabilitas informasi dari peserta dan proses pencairan itu sendiri sangat penting untuk dijaga. (*)