SURABAYA, Tugujatim.id – Kasus pembunuhan dan mutilasi wanita berinisial UK, 29, warga asal Blitar, yang dilakukan RTH, 33, sempat menghebohkan warga Jawa Timur beberapa waktu lalu. Hal ini karena tubuh korban ditemukan dalam koper merah dan kantong plastik yang dibuang di beberapa lokasi di Jawa Timur.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Timur Kombes Pol Farman membeberkan kronologi peristiwa tragis mutilasi wanita ini dimulai pada 19 Januari 2025. Saat itu, pelaku bertemu korban di Terminal Gayatri, Tulungagung.
Farman melanjutkan, pada malam hari, RTH dan UK menginap di Hotel Adi Surya yang terletak di Jalan Mayor Bismo, Kota Kediri. Kemudian di kamar hotel tersebut, keduanya terlibat percekcokan hingga tindak kekerasan yang berujung kematian. Pelaku mencekik korban hingga terjatuh dan tidak sadarkan diri setelah kepalanya terbentur lantai.
Baca Juga: Depresi gegara Game Online, Penyebab Anak Bunuh Ayah di Jember
Mengaku karena panik, RTH mulai merencanakan aksi kejamnya. Dia menghubungi seorang teman berinisial MAM untuk mengambil koper, lakban, tali pramuka, kantong plastik, dan beberapa barang lainnya dari rumah pelaku di Desa Gombang, Tulungagung.
Setelah kembali ke hotel sekitar pukul 01.30 WIB, RTH beraksi sendirian. Dia mencoba memasukkan tubuh korban ke koper, namun gagal karena ukuran koper tidak cukup.
Kemudian tersangka dengan kesadaran penuh memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian, yaitu kepala, betis, dan paha, sebelum memasukkannya ke dalam koper dan kantong plastik. Proses mutilasi ini berlangsung selama 4,5 jam.
Namun, saat hendak dimasukkan ke dalam koper, tersangka mengaku kesulitan karena koper tidak cukup atau kekecilan untuk tubuh korban.

“Dari sana pelaku memutilasi kepala terlebih dahulu, tetapi masih tidak cukup maka pelaku kembali memutilasi kedua kaki dari pangkal paha dan hingga pangkal betis,” ujar Farman kepada awak media saat konferensi pers di Mapolda Jatim, Senin (27/01/2025).
Lalu pada pukul 05.00 WIB, MAM kembali menjemput pelaku. Potongan tubuh korban sempat disimpan di rumah kosong milik nenek pelaku di Tulungagung sebelum akhirnya dibuang ke tiga lokasi berbeda.
“Jasad korban ini sempat menginap di rumah kosong milik pelaku yang di Tulungagung itu sebelum akhirnya dibuang,” tambahnya.
Adapun demikian, berikut jejak tersangka melakukan pembuangan potongan jasad tubuh korban antara lain:
- 21 Januari: bagian tubuh pertama dibuang di Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
- 21 Januari malam: potongan kaki dibuang di hutan Sampung, Kabupaten Ponorogo.
- 22 Januari: kepala korban ditemukan di Jalan Raya Desa Gemahharjo, Kabupaten Trenggalek.
Motif mutilasi wanita itu, RTH mengaku cemburu dan sakit hati kepada korban karena dugaan perselingkuhan. Di mana RTH menyebut bahwa UK pernah kepergok membawa pria lain ke kamar kosnya, meski dia mengaku sebagai suami siri korban.
Tidak hanya itu, tersangka mengaku sakit hati karena korban pernah berkata kasar dengan menyinggung perasaan berkaitan dengan anak perempuan RTH. Diketahui, RTH ini telah memiliki istri sah dan dua anak.
“Korban ini pernah mengucap kepada tersangka bahwa korban mendoakan, kalau nanti sudah besar anaknya ini menjadi PSK, itu juga membuat tersangka ini sakit hati,” ucap Farman.
Baca Juga: Pesta Sabu di Rumah Kontrakan, 4 Warga Bangil Pasuruan Ditangkap
Untuk diketahui, profesi RTH yang tertera di KTP merupakan seorang pelajar. Sedangkan korban UK bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) produk komestik asal Blitar.
“Hasil pemeriksaan kami, tersangka mengaku sebagai Ketua Ranting Perguruan Pencak Silat di Tulungagung sekaligus anggota LSM,” imbuhnya.
Akibat perbuatannya, kini RTH dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Subsider 338 KUHP tentang Pembunuhan, Subsider Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan Berat.
“Pelaku kami jerat pasal tersebut dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup,” ujarnya.
Sementara ini untuk peran MAM masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Layla Aini
Editor: Dwi Lindawati