MALANG, Tugujatim.id – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen pada periode Juli 2023. Ternyata penyumbang inflasi tertinggi di Kota Malang dari sektor pendidikan.
Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Kota Malang Dwi Handayani mengatakan, kelompok pendidikan mengalami inflasi tinggi yakni mencapai 0,72 persen.
“Pada sektor pengeluaran pendidikan, inflasi mencapai 0,72 persen dan memberi andil 0,0496 persen. Ini yang tertinggi,” kata Dwi Handayani, dalam rilis resminya, Rabu (02/08/2023).
Kelompok pengeluaran pendidikan terbagi dalam tiga kategori. Pertama kategori sekolah dasar (SD) naik sebesar 3,06 persen. Sementara untuk sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 0,01 persen.
“Kondisi di SMP dari pemantauan kami ada yang menaikkan tarif (SPP) dan ada yang menurunkan. Menurunkan untuk menarik siswa,” katanya.
Sementara untuk tingkatan sekolah menengah atas (SMA) ada kenaikan sebesar 1,9 persen. Selain dari sektor pendidikan, inflasi di sektor harga bahan kebutuhan pokok, tarif angkutan udara, serta upah asisten rumah tangga (ART) juga memberikan pengaruh.
Komoditas harga daging ayam ras menyumbang sebesar 4,96 persen; tarif angkutan udara 3,58 persen; bawang putih 12,43 persen; telur ayam ras 1,98 persen; dan upah asisten rumah tangga (ART) 0,5 persen.
“Untuk komoditas yang menghambat inflasi, di antaranya penurunan harga beras sebesar 0,13 persen; udang basah 1,82 persen; daging sapi 0,68 persen; dan tomat 12,62 persen,” ujarnya.
Sementara inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,04 persen.
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati