MOJOKERTO, Tugujatim.id – Dosen Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik Unim Mojokerto Mohammad Muslimin melakukan penelitian terbaru soal droplet batuk. Dosen Unim Mojokerto ini membuat penelitian berjudul penelitian Model Validasi Ukuran Droplet Batuk dalam ruangan menggunakan Pendekatan Multicomponent Eulerian-Lagrangian.
Penelitian dosen Unim Mojokerto ini berawal dari pola penyebaran virus seperti influenza, lalu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), hingga pandemi Covid-19 yang terjadi melalui droplet atau partikel kecil yang tersebar di udara. Penyebaran ini juga erat berkaitan dengan ventilasi udara dalam ruangan terhadap penularan penyakit yang menyebar melalui udara.
Berdasar latar belakang tersebut, dosen Unim Mojokerto Muslimin meneliti droplet batuk lebih mendalam.
“Penelitian tersebut dilakukan secara numerik menggunakan pendekatan Multicomponent Eulerian-Lagrangian untuk melihat medan aliran udara dan pola penyebaran droplet aerosol dalam ruangan,” kata Muslimin, Rabu (21/02/2024).
Hasil simulasi pada penelitian ini berhasil memprediksi pola dispersi dan perubahan ukuran droplet dengan bantuan perangkat lunak CFD komersial secara akurat. Pendekatan dalam penelitian ini digunakan untuk memodelkan udara basah sebagai campuran ideal antara udara kering dan uap air.
“Dari simulasi tersebut, droplet yang dihasilkan dari batuk diasumsikan terdiri dari 98% air dan 2% partikel padat yang tidak dapat menguap. Dengan kondisi lingkungan yang memiliki kelembapan udara sebesar 50%,” imbuh Muslimin.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa akibat evaporasi, diameter awal droplet mengalami penurunan hingga 21%. Hasil tersebut juga menjelaskan sebaran droplet melalui waktu tinggal partikel dan lintasan dalam ruangan.
“Tidak hanya itu, gabungan informasi dari kontur kecepatan dan vektor kecepatan memberikan wawasan yang lebih lengkap tentang bagaimana aliran udara membawa dan mendistribusikan droplet dalam ruangan. Informasi ini penting untuk memahami risiko penyebaran droplet yang mengandung partikel infeksius seperti virus,” ujarnya.
Penelitian ini dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran virus, berkaca pada pandemi Covid-19 melanda berbagai negara beberapa waktu lalu.
“Kami merasakan sendiri betapa gundahnya yang semula di setiap harinya beraktivitas padat, kemudian langsung terisolasi alias tidak boleh beraktivitas seperti pada umumnya. Kami sebelumnya pernah terkena Covid walaupun termasuk orang tanpa gejala (OTG),” terang Muslimin.
Dari penelitian ini, Muslimin mendapat kesempatan berupa pendanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.
“Alhamdulillah menjadi salah satu penerima pendanaan hibah penelitian tersebut. Semoga hasil penelitian kami bisa membawa manfaat bagi masyarakat,” harapnya.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati