SURABAYA, Tugujatim.id – Dunia sastra Indonesia kehilangan sosok penyair terbaiknya, Joko Pinurbo. Almarhum meninggal dunia pada Sabtu (27/4/2024) di usia 61 tahun di Yogyakarta.
Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 11 Mei 1962. Dia meninggal hari ini pukul 06.03 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Penyair yang akrab disapa Jokpin ini telah melahirkan banyak karya puisi-puisi. Karyanya yang khas akan humor dikemas dalam bentuk apik nan jenaka.
Tak sedikit karya puisinya yang memberikan satire terhadap isu-isu sentimen. Terutama masalah-masalah sosial. Beberapa puisinya yang paling dikenal masyarakat berjudul “Pada Suatu Pagi Hari”, “Hujan dalam Komposisi”, serta karya pertamanya “Celana” telah mendapat tempat tersendiri di kalangan penikmat sastra.
Menjadi penyair terkenal di Indonesia, karya-karyanya telah mendapat banyak apresiasi di mata dunia. Salah satunya di South East Asin (SEA) Write Award (2014).
Mengutip dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, berikut rekomendasi lima buku puisi karya Joko Pinurbo:
1. Celana (1999)
Buku ini merupakan karya pertama Joko Pinurbo yang terbit pada 1999. Berjudul “Celana”, Jokpin menuliskan sebanyak 44 sajak di dalamnya dengan kata penutup milik Sapardi Djoko Damono.
Antologi puisi ini menguak tentang fenomena-fenomena sosial yang tumbuh subur di kehidupan masyatakat.
“Kalian tidak tahu ya, aku sedang mencari celana yang paling pas dan pantas buat nampang di kuburan. Lalu ia ngacir tanpa celana dan berkelana mencari kubur ibunya hanya untuk menanyakan ‘bu, kau simpan dimana celana lucu hang kupakai waktu bayi dulu?’” kutipan dalam puisi Celana.
2. Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi menjadi karya Jokpin yang dirilis pada 2016 dengan ketebalan 208 halaman.
Buku ini merangkum beberapa puisi terbaiknya dari karya-karyanya yang terdahulu seperti Baju Bulan.
“Uang, berilah aku rumah yang murah saja, yang cukup nyaman buat berteduh senja-senjaku, yang jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku,” kutipan dalam puisinya berjudul “Kepada Uang”.
3. Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu (2016)
Di tahun yang sama, Joko Pinurbo juga menerbitkan karyanya buku puisi yang berjudul “Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu”. Buku ini cukup terkenal di kalangan penikmat sastra.
“Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. ceruk cinta yang harus warna. Ceruk perempuan. Malam ini aku akan tidur di matamu,” kutipan dalam puisi tersebut.
4. Perjamuan Khong Guan (2020)
Perjamuan Khong Guan mungkin menjadi buku yang paling banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Sampul bukunya yang palinh ikonik bergambar bak kaleng biskuit Khong Guan.
Memiliki 130 halaman, Perjamuan Khong Guan pertama kali terbit saat musim pandemi Covid-19, tepatnya 27 Januari 2021.
Buku ingin mencantumkan sejumlah puisi Jokpin yang menyentil kehidupan masyarakat dari segi masalah sosial.
“Doa orang Sibuk yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya”
Tuhan, ponsel saya rusak dibanting gempa. Nomor kontak saya hilang semua. Satu-satunya yang tersisa ialah nomorMu.
Tuhan berkata: Dan itulah satu-satunya nomor yang tak pernah kausapa.
(2018)
5. Sepotong Hati di Angkringan (2021)
Sepotong Hati di Angkringan juga menjadi salah satu karya Joko Pinurbo yang paling terkenal.
Buku ini layaknya menjadi kolase romantisasi Yogjakarta. Seperti dalam kalimatnya “Yogya terbuat dari rindu, pulang dan angkringan”
“Pada suatu malam yang nyamnyam, kau menemukan sepotong hari yang lezat dalam sebungkus nasi kucing. Kau mengira, itu hati ibumu atau hati kekasihmu. Namun, bisa saja itu hati orang yang pernah kausakiti atau menyakitimu. Angkringan adalah nama sebuah sunyi, tempat kau melerai hati, lebih-lebih saat hatimu disakiti sepi,” Sepotong Hati di Angkringan, halaman 23.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter: Izzatun Najibah
Editor: Darmadi Sasongko