SIDOARJO, Tugujatim.id – Setiap perayaan Imlek, tidak lepas dari pertunjukan seni tradisional satu ini, barongsai. Di Sidoarjo, salah satu perajin barongsai mengaku mengalami kenaikan sebesar 50 persen.
“Imlek kali ini kami mengalami kenaikan lebih dari 50 persen,” kata perajin barongsai, Julius Setiawan, 34, saat ditemui di rumahnya, kawasan Candi, Sidoarjo, Selasa (30/01/2024).
Dia mengatakan, usahanya mulai banjir pesanan sejak tiga bulan sebelum perayaan Imlek 2024. Total sudah belasan barongsai yang akan dikirim ke berbagai daerah di Jawa Timur dan beberapa di luar Jawa.
“Mulai banyak pesanan itu sejak November sampai Desember. Sekarang sudah ada 12 pesanan,” ucapnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Headset Bluetooth 100 Ribuan: Terkenal Murah dan Berkualitas 2024
Tanpa dibantu karyawan, Julius melakukan proses pengerjaan dengan memakan waktu selama tiga minggu untuk membuat satu barongsai dari kepala hingga badan. Mulai dari merangkai kerangka dengan rotan sebagai penyangga, lalu pelapisan kepala, pelukisan, sampai proses hias dengan menggunakan bulu domba asli yang diimpor langsung dari China.
“Rata-rata barangnya ambil di China. Dari mata, terus bulu domba ini asli. Pakai bulu domba itu terlihat lebih bagus dan lebih hidup, beda kalau pakai bulu sintetik yang beli di sini,” ujarnya.
Ada dua tipe barongsai yang diproduksi oleh Julius. Karakter China yang berbentuk mirip kucing dan barongsai Malaysia yang mirip bebek.
“Tahun ini sama-sama ramai. Tapi tergantung, sekarang yang lagi ramai yang kucing. Dua tipe ini juga cara mainnya beda kalau dipertunjukan. China lebih cepat, Malaysia lebih santai,” kata pria yang juga pemain barongsai tersebut.
Selain itu, ukuran barongsai yang dia produksi juga memiliki variasi ukuran. Mulai dari diameter 100 cm, 125 cm, dan 130 cm. Untuk pertunjukan barongsai pada umumnya menggunakan ukuran 130 cm.
Baca Juga: 7 Tren Dapur Minimalis Modern Ukuran Kecil tapi Cantik: Seperti di Bar dengan Furnitur Elegan dan Kekinian
Untuk harganya, dia membanderol mulai dari Rp4 juta-Rp5 juta. Mengingat pembuatan barongsai miliknya semuanya dilakukan secara manual dengan tingkat kesulitan masing-masing.
Sementara itu, setiap warna pada tubuh barongsai seperti merah, putih, kuning, hitam, dan pink juga memiliki makna tersendiri.
“Kalau Imlek, pesanan paling banyak itu merah. Tapi, karena tahun ini berdekatan dengan Valentine, jadi beberapa orang juga pesan warna pink,” ujarnya.
Memulai produksi barongsai sejak 2006 silam, Julius belajar secara otodidak dengan pengalamannya sebagai pemain barongsai yang diajarkan secara turun temurun di keluarganya.
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati