SURABAYA, Tugujatim.id – Pengelola Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya telah menginstruksikan perbaikan kapal selam KRI Pasopati 410 yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 39 Kota Surabaya. Perbaikan tersebut bertujuan untuk mempercantik serta menambah kenyamanan bagi para wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung ke Monkasel Surabaya, Sabtu (08/10/2022).
Monkasel Surabaya adalah sebuah destinasi wisata edukatif yang dirancang menggunakan kapal selam asli yang pernah digunakan Tentara Angkatan Laut (TNI-AL) Indonesia. Kapal ini merupakan armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet pada 1952. Kapal selam tipe SS Whiskey Class ini memiliki panjang 76 meter dan lebar 6,30 meter.
Kapal selam KRI Pasopati 410 ini telah beroperasi sejak 1962. Tugas utamanya adalah untuk menghancurkan garis musuh (Anti-shipping), mengadakan pengintaian, dan melakukan serangan secara diam-diam (Silent Raid).
KRI Pasopati 410 memperkuat TNI-AL pada 29 Januari 1962. Sejak dioperasikan hingga purnatugas pada 1994, KRI Pasopati dikendalikan 14 komandan perwira.
Selama dalam jajaran gugus tugas, KRI Pasopati selalu ikut mendukung kegiatan operasi berskala besar, seperti salah satunya Operasi Trikora. Selain itu, keterlibatan perdana Pasopati adalah ikut dalam operasi Aligoro, 28 Juli-26 Agustus 1962.
Pembangunan Monkasel Surabaya sendiri dimulai pada 1 Juli 1995 dengan peletakan batu fondasi pertama oleh Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman bersama Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangkoarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Gofar Soewarno.
Tiga tahun kemudian diresmikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Arief Kushariadi pada 27 Juni 1998 dan dibuka untuk publik pada 15 Juli 1998. Monkasel kini menjadi monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia. Saat itu posisi monumen sengaja dipilih di Jalan Pemuda karena dianggap strategis.
Ada alasan mengapa menjadikan KRI Pasopati sebagai Monkansel Surabaya. Selain karena sudah purnatugas, juga merupakan kapal selam yang paling besar, paling lengkap, dan punya catatan sejarah yang panjang bagi perjalanan Bangsa Indonesia.
Kepemilikan dan pengelolaannya kini berada di bawah tanggung jawab TNI Angkatan Laut dan dikelola oleh Pusat Koperasi Angkatan laut.