BOJONEGORO, Tugujatim.id – Sebanyak 148 pengurus RT dan RW yang terdiri dari 4 desa, yaitu Desa Megale, Babad, Geger, dan Kedungrejo, Kecamatan Kedungadem, mengikuti Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Penguatan Lembaga Kemasyarakatan Desa untuk Pengurus RT/RW se-Kabupaten Bojonegoro Tahun 2021.
Acara yang digelar Senin (14/06/2021) tersebut bertempat di Balai Desa Kedungrejo, Kecamatan Kedungadem. Kegiatan yang diprakarsai oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bojonegoro itu turut dihadiri oleh Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, Asisten I Joko Lukito, Kepala DPMD Mahmudin, forkopimcam, dan kepala desa se-Kecamatan Kedungadem.
Kepala DPMD Kabupaten Bojonegoro Mahmudin mengatakan, peran lembaga kemasyarakatan desa sangat penting sebagai wadah partisipasi atau penyalur aspirasi masyarakat maupun sebagai penggerak/mitra pemerintahan desa.
“Lembaga kemasyarakatan desa memiliki fungsi dalam rangka untuk membantu pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, maupun pemberdayaan masyarakat desa,” katanya.
Menurut dia, lembaga kemasyarakatan desa juga turut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Di bulan Juni ini hingga September 2021, peran RT sudah mulai memasuki masa Musyawarah Rencana Pembangunan Desa. Dan di bulan Juni inilah dilakukan penggalian gagasan atau aspirasi masyarakat yang dilaksanakan melalui musyawarah dusun (musdus).
Di kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menyampaikan, pembinaan dan pendataan di lingkup RT-RW harus dilakukan dengan tepat.
“Salah satunya perihal pelayanan kepada warga, seperti misal ketua RT-RW tidak berdomisili di wilayah setempat. Hal ini harus dipertimbangkan karena akan mempersulit warganya karena peran RT-RW turut membantu kepala desa,” ujar Anna Muawanah.
Dalam hal pendataan peran RT juga sangat vital, terutama pendataan SDG’s Desa karena ketua RT-lah yang mengetahui data maupun karakter warganya sehingga harus turun langsung bersama kades dan didampingi pendamping desa.
Lebih lanjut dia menjelaskan, di Bojonegoro saat ini pernikahan dini trennya naik. Anna berharap ketua RT menjadi garda terdepan untuk mewaspadai, memantau pergerakan warga maupun tamu di lingkungannya masing-masing dengan memberikan edukasi kepada warga akan dampak negatif dari pernikahan dini.