MALANG, Tugujatim.id – Lesbumi NU Kota Malang bersama Masyarakat Genting Merjosari mendirikan Pesantren Budaya Karanggenting, pada Senin Pahing, 1 Januari 2024. Pesantren itu dicita-citakan menjadi rumah mengaji keislaman, kesenian, dan kebudayaan.
Pesantren Budaya Karanggenting dikelola secara kolaboratif antara pengurus Lesbumi NU Kota Malang dengan masyarakat Genting Merjosari. Konsepnya adalah manunggal pesantren dengan rakyat.
Pesantren Budaya Karanggenting akan berdiri di atas tanah wakaf seluas 530 meter dari keluarga Hj Tiwik Srijono. Adapun peletakan batu pertama Senin pagi (1/1/2024) dihadiri oleh masyarakat, tokoh masyarakat, ketua-ketua RT, RW, tokoh-tokoh NU, dan sejumlah kiai muda dari beberapa pesantren di Malang.
Ketua Lesbumi NU Kota Malang, Fathul H Panatapraja menyatakan, pada tahap pertama akan dibangun langgar yang berbentuk limasan (rumah Jawa dengan tiang penyangga berjumlah delapan). Langgar tersebut nanti akan menjadi tempat ibadah, mujahadah, dan mengaji.
“Pesantren Budaya Karanggenting akan menjdi tempat belajar ilmu agama, Al-Qur’an, dan kitab kuning, juga berbagai keilmuan dalam beberapa bidang kesenian: musik, sastra, teater, film, seni pertunjukan, dan lainnya. Yang kesemuanya dihadirkan dalam konsep pembauran masyarakat, yaitu manunggalnya pesantren dengan masyarakat, menghilangkan sekat dan batas antara pesantren dan masyarakat,” jelasnya kepada Tugujatim.id.
Fathul menyebut, nama Pesantren Budaya Karanggenting merupakan sematan dari nama lokasi yaitu di wilayah Genting. Hal ini juga sebagai tabarrukan kepada para kiai-kiai zaman dahulu yang menamakan pesantren dengan menyematkan nama lokasi desa. Ada Pondok Pesantren Lirboyo, Ploso, Sidogiri, Langitan (Plang Wetan), Karangmangu (Sarang), Tremas, Tebuireng, dan lainnya.
“Sengaja tidak kami namakan dengan bahasa Arab, karena ini dalam rangka tabarrukan kepada para kiai pendahulu yang membangun pesantren dengan nama kelokalan. Pasti bukan tanpa sengaja para kiai-kiai dahulu menamakan pesantrennya dengan nama lokal daerahnya, bahwa kehadiran pesantren di tengah masyarakat adalah upaya para kiai dalam usaha membersamai masyarakat membangun desa dan sumber daya manusia, dalam bingkai akhlak dan nilai-nilai agama,” pungkasnya.
Reporter: Fajrus Sidiq
Editor: Lizya Kristanti