MALANG, Tugujatim.id – Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) IAI Al-Qolam menggelar Webinar Pendidikan di MAN 1 Malang dengan tema “Ada Apa Dengan Cyber Bullying?”, pada Minggu (16/10/2022).
Webinar ini dilakukan via Zoom meeting yang dihadiri oleh Waka Kesiswaan, perwakilan guru, dan OSIS/MPK MAN 1 Malang.
Dalam sambutannya, Waka Kesiswaan MAN 1 Malang, Agung SPd mengucapan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi yang dilakukan antara PKL Al-Qolam dengan Waka Kurikulum MAN 1 Malang sehingga kegiatan webinar ini bisa diselenggarakan.
“Di dunia serba digital ini, penting sekali untuk siswa-siswi menjaga jarinya masing-masing. Agar tidak sampai melakukan hal-hal negatif termasuk mengarah ke cyber bullying. Saya kira, untuk materi lebih dalam mengenai cyber bullying ini akan lebih dalam dibahas oleh narasumber kita pada pagi hari ini,” ucapnya.
Setelah sambutan oleh Agung SPd, dilanjutkan sesi materi yang dimoderatori oleh Inayatus Salamah. Ia menyampaikan aturan webinar. Di mulai dari penyampaian materi selama 30 menit dan tanya jawab selama 30 menit.
“Baik, tanpa menunggu lama, kita sambut narasumber kita pada pagi hari ini. Beliau adalah seorang penulis buku, content creator, dan Duta GenRe Kabupaten Malang. Inilah Mbak Rahayu Suryaningsih.” ucap Inayatus saat mempersilakan Rahayu memaparkan materinya.
Rahayu mengawali penyampaian materi dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Lantas, ia mengaitkan topik yang akan dibahas ini dengan satu kalimat. “Semua orang sedang berjuang dalam hidupnya,” ucapnya.
Ia bercerita bahwa dulu saat di bangku sekolah dasar, ia kerap dirundung atau di-bully. Ia dirundung saat duduk di kelas 1-3 SD. Ia bercerita pengalamannya keluar dari lingkar pertemanannya tersebut.
“Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus-menerus. Pelaku bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, dalam artian ia lebih kuat, lebih berpengaruh, dan lebih populer,” jelasnya.
Sedangkan korban bullying, jelas dia, adalah mereka yang berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, orang tuanya berpenghasilan rendah, memiliki postur tubuh yang berbeda dari kebanyakan di lingkungan sekitarnya, atau pun anak-anak penyandang disabilitas, dan anak-anak minoritas.
Ia juga menjelaskan bahwa bullying ada empat macam, yaitu secara fisik, verbal, relasional, dan cyber-bullying (perundungan di dunia maya).
Dampak bullying yang dilakukan baik di dunia nyata maupun di dunia maya ada empat aspek, yaitu kesehatan seperti mudah sakit, pusing, semakin kurus, dan lain-lain; psikologis seperti mudah stres, depresi, insecure bahkan keinginan untuk bunuh diri, dan lain-lain; sosial seperti sulit berinteraksi, merasa kesepian, dan lain-lain; dan akademis seperti menurunnya nilai akademik, jarang masuk sekolah, dan lain-lain.
Setelah pemaparan materi selama 30 menit, dilanjutkan sesi tanya jawab. Di sesi kali ini, ada enam pertanyaan lebih, salah satunya adalah pertanyaan dari Marina Dwi Jayanti. “Bagaimana cara kita menghadapi orang-orang yang membully kita, karena orang-orang yang membully kita ada di ruang lingkup yang sama?” tanyanya.
“Jangan pernah takut untuk buka suara. Cari pertolongan ke orang yang benar-benar kamu percayai. Cari orang-orang yang dapat membersamaimu, melindungimu. Setelah kamu punya support system, lalu kumpulkan bukti bullying yang kamu dapatkan. Jika dirasa bullying yang didapatkan sangat parah dan mengganggu aspek kesehatan, psikologis, akademis maupun sosial, laporkan ke pihak yang berwenang, misal guru BK ataupun kepala sekolah,” sarannya.
“Selain itu, jangan pernah bertahan di lingkungan yang toxic seperti itu. Jangan pernah takut untuk keluar dari lingkungan yang membawa dampak buruk untukmu. Setiap orang berhak memiliki rasa aman,” pungkasnya.