MALANG, Tugujatim.id – PPKM Darurat memang memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia usaha, tak terkecuali untuk UMKM di Kabupaten Malang. Salah satunya yang dialami oleh pengusaha keripik tempe dan kerupuk bernama Puji Susanto. Dia mengalami penurunan omzet yang drastis akibat adanya pandemi Covid-19, apalagi dengan dijalankannya kebijakan PPKM Darurat.
Puji menceritakan, sebelum adanya Covid-19 dan PPKM Darurat, omzet bersihnya bisa mencapai Rp 4,5 juta per bulan.
“Kalau sebelum adanya Covid-19 hingga PPKM, omzet saya bisa mencapai Rp 4,5 juta, itu pendapatan bersih saya,” tuturnya saat dikonfirmasi Selasa (20/07/2021).
Puji mengakui, PPKM Darurat ini adalah pukulan telak baginya karena semua pergerakan usaha dibatasi.
“Omzet saya ini turun paling drastis karena PPKM Darurat karena pembatasan waktu. Karena jualan malam tidak boleh,” ungkapnya.
Hal inilah yang membuat para tengkulak jadi pikir-pikir kembali untuk mengambil keripik tempe dan kerupuk di tempatnya.
“Kendalanya sekarang tengkulak jadi jarang ngambil keripik tempe dan kerupuk, mau gimana lagi, warung (saat malam) disuruh tutup,” bebernya.
Kepada tugumalang.id, partner tugujatim.id, Puji membeberkan jika saat ini omzetnya maksimal hanya bisa menyentuh angka Rp 2 juta per bulan.
“Omzet Rp 2 juta ini saya harus keliling Kepanjen dan Sumberpucung mendatangi pelanggan secara langsung. Saya sendiri mampunya ya hanya keliling 2 kecamatan itu saja,” paparnya.
Puji sendiri meski sangat terbatasi, tapi dia tetap bersyukur dan akan mendukung apa pun peraturan pemerintah.
“Karena memang kondisi pandemi Covid-19 ini mau bagaimana lagi, kita harus patuh agar pandemi segera berakhir,” tegasnya.
Terakhir, dia berharap agar PPKM Darurat tidak diperpanjang lagi, cukup sampai akhir Juli 2021 saja.
“Kalau saya harapannya PPKM Darurat ini jangan diperpanjang lagi, saya pikir masyarakat cukup menaati protokol kesehatan. Semoga pandemi akan berakhir,” ujarnya.