PASURUAN, Tugujatim.id – Musim kemarau panjang sempat menjadi pukulan berat bagi para petani bawang di lereng Gunung Bromo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Selama musim kemarau 2023, produksi bawang menurun hingga 50 persen. Walhasil, omzet penjualan mereka pun ikut anjlok.
Hal ini dirasakan oleh Bowo, seorang petani yang telah turun temurun bertani di kaki Gunung Bromo. Menurut Bowo, di musim kemarau kemarin penjualannya sempat anjlok hingga lebih dari separonya. “Produksinya turun, ya mungkin sampai 50 persen lebih,” ujar Bowo, di kebunnya, pada Senin (20/11/2023).
Biasanya, bawang merah justru makin meningkat produksinya di musim kemarau. Namun hal berbeda justru terjadi pada kemarau panjang ini. Salah satu faktor pemicu utamanya adalah kurangnya air. Musim kemarau ini memang berlangsung lebih lama dua bulan dibanding prediksi BMKG di awal tahun. Di mana BMKG awalnya memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada Mei hingga Agustus.
“Hambatan utamanya air, susah, sumber mata air banyak tapi kering,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Enik, petani yang juga lama tinggal di lereng arah menuju Bromo. Menurutnya, musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya mengakibatkan kualitas tanaman turun.
Pasalnya, tidak banyak air yang bisa dia siramkan untuk tanaman. “Kualitasnya jelek, banyak yang rusak,” ucap Enik.
Wanita asli suku Tengger ini mengaku bahwa untuk mendapatkan air warga harus membuat saluran air secara manual sejauh ratusan meter. Saluran air yang sudah dibuat pun masih harus dibagi-bagi airnya dengan kebun warga yang lain. “Di sini ada namanya sistem paroan (dibagi separuh), jadi ada yang bagian nyediakan air, ada yang bagian nanam sama ngerawat,” jelasnya.
Wanita ini menyebut bahwa anjloknya tanaman sayuran tidak hanya sebatas bawang saja. Melainkan juga petani tanaman sayuran lain, terutama kentang.
Menurutnya tahun lalu, dirinya pernah menanam kentang dan bisa memproduksi hingga 15 kuintal dalam satu kali masa panen. Sementara tahun ini dirinya hanya dapat satu kuintal saja. “Kentangnya anjlok, ya akhirnya beralih ke bawang sekarang, tapi ya belum bisa banyak soalnya baru akhir-akhir ini turun hujan,” pungkasnya.
Reporter: Laoh Mahfud
Editor: Lizya Kristanti