BATU, Tugujatim.id – Profauna Indonesia menyebut bahwa populasi burung elang jawa masih ada di hutan di lereng Gunung Pucung di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.
Elang jawa merupakan spesies elang berukuran sedang dari keluarga accipitriadae dan genus nisaetus yang merupakan endemik di Pulau Jawa. Satwa ini masuk dalam kategori terancam punah berdasarkan ketetapan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Menurut Founder Profauna Indonesia, Rosek Nursahid, burung endemik Pulau Jawa dengan nama latin nisaetus bartelsi itu ditemukan tim Profauna Indonesia melalui kamera trap yang dipasang di sejumlah titik di hutan Gunung Pucung.
“Ada 12 kamera trap yang kami pasang. Dari pemasangan kamera itu, untuk sementara ini kami temukan tiga ekor spesies elang jawa berada dalam hutan,” kata Rosek, pada Jumat (18/08/2023).
Persebaran elang jawa hanya terdapat di sekitar Pulau Jawa. Keberadaannya bisa ditemui di ujung barat atau di Taman Nasional Ujung Kulon hingga ke ujung timur atau di Semenanjung Blambangan Purwo, Pulau Jawa. Akan tetapi, burung ini hanya terbatas di wilayah hutan primer dan daerah peralihan antara daratan rendah dan pegunungan saja. Sementara, satwa ini berspesialisasi hidup di kawasan berlereng.
Rosek juga mengungkapkan bahwa ekosistem hutan lereng Gunung Pucung dinilai sangat penting untuk dijaga bersama agar populasi dari elang jawa bisa terjaga dan tidak punah. “Fungsi dari hutan Gunung Pucung yang merupakan bagian atau gugusan dari Gunung Arjuno ini perlu dijaga,” tuturnya.
Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu garuda. “Elang Jawa ini sangat mirip dengan penggambaran burung garuda yang melambangkan dasar negara kita, mulai dari tanduknya hingga paruhnya,” tambahnya.
Kata dia, Profauna Indonesia juga terus aktif mengkampanyekan perlindungan satwa kepada kelompok petani hutan. “Profauna terus aktif melakukan pendampingan terhadap kelompok petani hutan agar mereka memperhatikan sisi atau fungsi ekologis dari hutan tersebut,” tandas Rosek.
Reporter: Yona Arianto
Editor: Lizya Kristanti