MOJOKERTO, Tugujatim.id – Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto mengaktifkan program Bimbingan, Edukasi, dan Konseling Lanjutan (Bekal). Program yang dilaksanakan di ruangan Rembug Wicaksono pada Kamis (9-10/2/2023) itu, menjadi kelanjutan dari program kemahasiswaan sebelumnya yaitu Asesmen Psikologiss (AP) dan Bimbingan dan Konseling Akademik (BKA) ketika mahasiswa baru masuk Unim.
Konselor Program Bekal, Dr Hj Rofiqah Rosidi MPd CHt mengatakan bahwa asesmen psikologiss menggunakan DAT atau Tes Ragam Bakat Akademik yang penting dilakukan agar mahasiswa berkuliah berdasarkan bakat dan minat.
“Sesuai minat, karena calon mahasiswa memilih sendiri program studinya. Berdasar bakat, karena jika hasil DAT sudah sesuai dengan pilihan, akan mendapat penguatan dan semakin yakin dengan pilihannya,” jelas Dosen Program Sarjana dan Pascasarjana Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu.

“Nah bagi yang tidak sesuai antara minat dan bakat akademik, akan diundang lagi untuk diberikan Bimbingan dan Konseling Akademik (BKA),” imbuh Ketua Cabang Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Kota Malang itu.
Rofiqah menambahkan bahwa setelah dilakukan asesmen psikologis, biasanya ada yang mengubah pilihan program studi. Selain itu, ada pula yang bertahan berdasarkan minat saja. Tak jarang mahasiswa memilih program studi karena sesuai dengan jurusan saat SMA (SLTA), ikutan teman, atau yakin bisa berhasil dengan belajar dengan tekun.
“Memang ada yang dengan segera mengubah pilihan dan haluan, mengubah pilihan program studinya. Tetapi ada juga yang bertahan hanya berdasarkan minat. Biasanya karena sesuai dengan jurusan saat SLTA, ikut pilihan teman, atau karena tetap yakin bisa berhasil dengan belajar lebih tekun,” kata Ketua Pengurus Daerah Asosiasi Hipnoterapi Klinis (AHKI) Kota Malang itu.
Dari hasil asesmen, Rofiqah mengatakan bahwa setelah kuliah satu atau dua semester, biasanya beberapa mata kuliah inti mulai berat dilakoni oleh mahasiswa yang tidak berbakat, tetapi justru semakin menyenangkan bagi yang berbakat. Penurunan indeks prestasi (IP) dari semester 1 ke semester 2 dan 3 adalah penandanya.
“Kemalasan hadir kuliah adalah penanda lain. Keengganan dan kecenderungan menunda-nunda penyelesaian (prokrastinasi) adalah gejala penyertanya. Puncaknya, ingin berhenti sebelum lulus dan bahkan ogah bayar SPP dan lainnya karena keinginan berhenti itu,” jelas wanita kelahiran Tulungagung, Jawa Timur itu.
Masih kata Rofiqah, gejala di atas umumnya berakhir dengan putus belajar atau putus kuliah, sangat lazim terjadi. Hal tersebut juga termasuk bentuk pemborosan pendidikan (wastage in education) yang harus dicegah. Bekal Unim merupakan kebijakan Rektor Unim yang tidak ingin ada pemborosan dalam pendidikan.
“Pendidikan atau ringkasnya kuliah di Unim harus menjadi investasi sumber daya insani. Tidak perhatian, suka membolos, mengulang mata kuliah, IP lebih rendah dari seharusnya, putus kuliah, dan terlambat lulus, sampai lulus tidak cakap dan bekerja tidak sesuai keahliannya, itu semua adalah pemborosan dalam pendidikan. Tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi keluarga, bangsa, dan negara. Harus dicegah,” tegas Rektor Unim Mojokerto, Dr H Rachman Sidharta Arisandi MSi, dalam kesempatan terpisah.