Bisnis  

Seni Berbisnis Jusuf Kalla: Jadikan Usaha Jalan Ibadah 

Bukan untuk Kaya

jusuf kalla tugu jatim
Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya di acara grand launching buku "Seni Berbisnis Jusuf Kalla", pada Sabtu (17/12/2022). Foto: tangkapan layar YouTube

JAKARTA, Tugujatim.idMantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla hadir dalam acara Grand Launching Bedah Buku “Seni Berbisnis Jusuf Kalla” di Naraya Ballroom, Lantai 8 University Training Center (UTC), Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, pada Sabtu (17/12/2022).

JK, sapaan akrabnya, merupakan pewaris berikutnya dari Kalla Group yang secara langsung diwariskan oleh bapaknya. Kiprah Kalla Group sudah berjalan kurang lebih 70 tahun sejak perusahaan itu didirikan pada 18 Oktober 1952.

Hingga kini, perusahaan ini sudah berkembang pesat dan mempunyai banyak anak perusahaan yang telah membantu memajukan ekonomi Indonesia dari berbagai sektor.

Di balik kesuksesannya memimpin Kalla Group, pesan pertama JK adalah bahwa kunci untuk sebuah usaha menjadi besar dan bisa memajukan bangsa adalah diniatkan untuk ibadah, bukan untuk mencari kekayaan semata.

“Jangan nyari kaya saja tapi niatkan ibadah. Kaya itu harus dijadikan jalan supaya ibadah kita semakin baik,” tuturnya.

Dia memberi gambaran bahwa ekonomi Indonesia masih tertinggal. Dengan banyaknya saham asing di Indonesia, menunjukkan bahwa ekonomi di negara ini belum mandiri sepenuhnya. Maka, negara ini harus bisa memajukan bangsa dari sisi entrepreneur.

“Kemampuan berpikir kita harus diiringi dengan niat yang baik. Kerja itu tujuannya adalah ibadah. Kita harus bisa memajukan bangsa ini dari sisi entrepreneur yang baik,” jelas Kalla.

Berkaca dari hal tersebut, JK memberi contoh dari keperkasaan bangsa Cina yang berhasil menguasai pasar dunia, termasuk Indonesia.

Di samping harus berniatkan ibadah, dia juga menekankan untuk selalu serius agar apa yang dikerjakan membuahkan hasil yang maksimal. “Seperti halnya pada Cina yang berhasil menguasai pangsa pasar dunia, bahwa kita kalau serius, kita bisa mampu, bukan hanya orang Tionghoa saja,” terangnya.

JK melihat keseriusan itu terlihat dalam diri CEO PT Paragon Technology and Innovation, Salman Subakat. Dia mengapresiasi apa yang telah dilakukan Salman adalah sebuah contoh dari usaha yang baik. “Seperti pak Salman ini contoh yang hebat. Wardah ini luar biasa, tiba-tiba muncul dan booming mengalahkan semuanya,” pujinya.

Sebagai salah satu upaya memajukan bangsa, JK berharap dalam setiap khutbah di masjid-masjid tidak hanya membahas mengenai agama, akidah, akhlak, dan sejarah saja, namun perlu ditambah muamalah.

“Jadi kumpulkan para ustaz ataupun da’i supaya tidak hanya khutbah mengenai agama, akidah, akhlak dan sejarah, menjadi ditambah dengan muamalah. Karena muamalah inilah yang akan meningkatkan semangat kita antar manusia, dalam hal ini bisa dalam perniagaan, pertanian, dan sebagainya,” jelasnya. Hal tersebut, kata JK, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia agar termotivasi.

Di akhir pidatonya, ia kembali menekankan bahwa usaha harus didasarkan pada niat ibadah, bukan untuk kekayaan. “Yang penting adalah bahwa selalu harus diawali dengan niat yang baik. Jadi berniatlah untuk ibadah bukan untuk kaya,” pesannya mengakhiri pidato.