JEMBER, Tugujatim.id – Suasana di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember, Jawa Timur, lumpuh total hari ini (7/5/2023). Puluhan ribu orang dari berbagai daerah hadir dalam Haul Habib Sholeh Tanggul yang ke-47.
Para jemaah sudah memadati area makam Habib Sholeh Tanggul sejak Sabtu sore (6/5/2023). Tampak beberapa orang mencoba mendekat ke makam Habib Sholeh Tanggul. Karena banyaknya orang, para jemaah mayoritas gagal mendekat ke makam. Mereka membaca doa di serambi masjid dan di sejumlah tepat.
Selain berziarah, para jemaah juga antri dan berebut mengambil air dari sumur Habib Sholeh Tanggul. Air ini diyakini bisa menyembuhkan segala macam penyakit dan mengandung berkah.

Sedangkan pada Minggu pagi ini (7/5/2023), puluhan ribuan orang duduk di mana saja untuk bisa hadir di puncak Haul Habib Sholeh Tanggul. Selain di jalanan dan rumah warga, warga juga duduk sambil memanjatkan doa di rel-rel kereta api.
Untuk diketahui, Habib Sholeh Tanggul mempunyai nama lengkap Sholeh bin Muhsin al-Hamid. Habib Sholeh Tanggul wafat pada Sabtu, 8 Syawal 1396 H atau 2 Oktober 1976 M. Ia wafat dalam usianya yang ke-81 tahun. Ia wafat usai berwudu namun belum sempat melakukan salat magrib.
Jenazah Habib Sholeh Tanggul disemayamkan di makam samping Masjid Riyadus Sholihin pada Minggu, 9 Syawal 1396 H atau 3 Oktober 1976 M.

Habib Sholeh Tanggul meninggalkan banyak karya sastra berupa syair-syair cinta dan pujian kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Syair-syair tersebut dirangkai dalam bahasa Arab dengan kesusastraan tingkat tinggi. Syair tersebut diciptakan dengan gaya bahasa Assyi’rul Humaini atau semacam puisi rakyat khas Yaman.
Sepeninggal Habib Sholeh Tanggul, syair-syair tersebut ditulis ulang salah satu muridnya yang bernama Uztad Abdullah Zahir. Kumpulan syair- syair Habib Sholeh Tanggul diabadikan dalam buku “Diwan Al-Isyqi Was- Shofa Fi mahabbati Al- Habib Al- Musthofa” atau Antologi Asmara Nan Suci Tentang Cinta Nabi Terkasih Al- Musthofa yang berisi 105 macam qasidah.
Habib Sholeh Tanggul memulai dakwahnya di Jember dari sebuah musala kecil yang dibangun di rumahnya. Dakwahnya dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk salat berjemaah dan membaca Al-Qur’an. Pengajian membahas tuntutan syariat agama Islam juga selalu digelar rutin di musala kecil tersebut.

Ia juga selalu mengajarkan kitab An-Nashaihud Dinniyah karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang dibacakan dalam bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari warga sekitar.
Berselang beberapa tahun, barulah Habib Sholeh Tanggul bisa membangun masjid yang dinamakan Riyadus Sholihin. Masjid tersebut dibangun setelah ia mendapat hadiah sebidang tanah dari H Abdur Rasyid, salah satu warga yang jadi Muhibbin atau orang yang mencintai anak cucu keturunan Rasulullah.
Selama hidup di Jember, Habib Sholeh Tanggul terkenal sebagai sosok ulama yang senang menolong. Dengan berbagai karomahnya sebagai Wali Qutub, ia selalu membantu masyarakat agar keluar dari kesulitan hidupnya.

Ia juga aktif menjadi penggerak sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan, Habib Sholeh Tanggul menjadi penasihat sekaligus peletak batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Surabaya.