TUBAN, Tugujatim.id – Jika biasanya kerupuk rambak terbuat dari kulit sapi maupun kerbau, kali ini berbeda. Di Tuban, tepatnya di Desa Dawung, Kecamatan Palang, terdapat sentra produksi kerupuk rambak squid atau kerupuk rambak yang terbuat dari kulit cumi-cumi.
Warga setempat, Sri Kayatin (50) mencoba memanfaatkan ikan laut yang banyak ditemui di pesisir pantai utara Tuban. Dia kerap menemui kulit cumi menjadi limbah yang tidak terpakai. “Karyawan restoran atau hotel biasanya menggunakan daging cumi saja. Kulitnya dianggap limbah,” jelasnya, pada Selasa (20/9/2022).
Maka, Sri Kayatin mencoba berinovasi. Dia merendam kulit cumi kering dengan bumbu campuran bawang putih, garam, dan bumbu rahasia lainnya. Setelah itu, kulit cumi dikeringkan kembali.
Upayanya berhasil. Lahirlah kerupuk rambak cumi dengan merek D’Kayateen. Dibanderol dengan harga Rp15 ribu per 80 gram. Kuliner ini cocok disantap sebagai camilan maupun lauk pauk.
Sri Kayatin juga menjual kerupuk rambak squid yang masih mentah seharga Rp75 ribu. Cocok menjadi buah tangan untuk keluarga tercinta.
Untuk pemasaran, dia fokus menjual di Tuban dan daerah sekitarnya. Dia belum berani mengirim ke luar kota karena terkendala barang baku dan tenaga produksi yang terbatas. Sehari-hari dia hanya dibantu 2-4 orang tetangganya dalam produksi rambak cumi. “Khawatir nanti permintaan banyak, saya tidak bisa mencukupinya. Jadi saya batasin,” terangnya
Pembeli kerupuk rambak squid, Syaiful Adam mengaku sengaja datang dari Kecamatan Jenu ingin merasakan kerupuk rambak Squid. Dia ingin membandingkan rasanya dengan kerupuk rambak lainnya.
Setelah memakannya, pria yang suka dengan masakan renyah dan pedas ini mengatakan bahwa rasa kerupuknya beda. “Jika kerupuk rambak kulit sapi ada rasa nyangkut di tengggorakan, kalau ini tidak. Dan rasa bumbunya lebih terasa. Tak hanya itu, yang paling mencolok tidak amis,” ucapnya.