JAKARTA, Tugujatim.id – Kahf, Sebuah brand perawatan kulit pria terkenal di Indonesia berupaya mendorong perubahan positif di kalangan anak muda dengan menggelar Road to Kahforward. Acara diselenggarakan di Arena Gelora Bung Karno (GBK), 28-29 September 2024 dengan mengangkat tema besar ‘Langkah Berdampak’.
Mengawali gelaran Kahforward, Kahf berkolaborasi dengan Ruber Academy, Ruber Innovation Lab, Forum Osis DKI Jakarta dan Cretivox mengadakan rangkaian sesi seminar yang diisi oleh puluhan pembicara kompeten. Sesi tersebut berjudul Road to Kahforward yang berlangsung selama 4 hari, yaitu 23-26 September 2024 dan dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting.
Salah satu sesi Road to Kahforward, terdapat sesi webinar pada pada Selasa, (24/09) yang mengangkat tema, ‘Legacy of Storytelling: A Veteran’s Perspective on Media and Content Creation’.
Sesi ini menyoroti perubahan yang dibawa oleh digitalisasi dalam dunia produksi konten dan turut mengundang narasumber terkemuka, seperti Defri Habiebi Founder Ruang Edit, Hanif Jerry Dekan FFTV Institut Kesenian Jakarta, Mohammad Fariz Program director, Faisol Tanjung Kahfbro, dan seorang special guest dari Amerika, yaitu Naratama Rukmananda, seorang Sutradara Senior.
Dalam sesi tersebut, Mas Nara, sapaan akrabnya, menekankan bahwa saat ini semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi kreator konten dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Dulu, belajar produksi media atau film memerlukan akses ke sekolah atau pelatihan yang terbatas. Kini, hampir semua orang bisa belajar secara mandiri melalui platform digital,” ujarnya.
Dengan kemajuan teknologi dan tersedianya berbagai platform digital, siapa pun kini dapat memproduksi konten berkualitas tanpa perlu pendidikan formal seperti sekolah film. Namun, dirinya juga mengingatkan pentingnya memahami dasar-dasar pembuatan konten, atau yang sering disebut sebagai basic production skills.
“Konten yang baik harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas, menghindari miskomunikasi, dan memberikan nilai yang dapat diterima oleh audiens,” tambah dia.
Naratama Rukmananda juga menekankan bahwa kunci dari pembuatan cerita yang efektif adalah memahami siapa audiensnya, membangun narasi yang menarik, dan memastikan pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik.
Meskipun teknologi semakin memudahkan proses produksi, banyak konten kreator, baik di Indonesia maupun di negara lain seperti Amerika Serikat, masih belum memahami pentingnya dasar-dasar ini.
“Banyak kreator baru yang terjun langsung tanpa mempelajari esensi dasar produksi visual, dan ini bisa menjadi tantangan bagi mereka untuk bersaing di pasar yang kompetitif,” terang mantan Direktur ANTV tersebut.
Naratama Rukmananda telah menerbitkan buku “Menjadi Sutradara Televisi” sebuah buku praktis yang dibuat oleh seorang praktisi perfilman. Buku yang saat ini menjadi pilihan teratas bagi pelajar terutama mahasiswa dalam belajar ilmu perfilman khususnya sutradara.
Dia membagikan pengalamannya menulis buku pertamanya pada tahun 2004, yang lahir dari aktivitas mengajarnya di bidang visual dan media. Buku tersebut berfokus pada pengalaman otodidaknya dalam dunia televisi dan broadcast, di tengah minimnya literatur yang membahas produksi televisi, berbeda dengan banyaknya buku mengenai film. Meskipun sudah hampir dua dekade sejak buku tersebut diterbitkan, dirinya menekankan bahwa dasar-dasar yang diajarkan dalam bukunya tetap relevan hingga saat ini.
“Perkembangan teknologi dan perubahan platform dari tahun 2005 hingga sekarang memang signifikan, tetapi prinsip dasar dalam produksi konten tetap tidak berubah. Hanya medium dan alat yang terus berkembang,” pungkas dia.
Dengan semangat untuk mendorong generasi muda, Kahforward diharapkan dapat menjadi platform bagi para kreator konten untuk belajar dan berkolaborasi, serta menciptakan dampak positif di masyarakat.
Dengan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar produksi konten dan penggunaan teknologi yang tepat, diharapkan para kreator muda dapat meraih kesuksesan dan memberi kontribusi yang berarti bagi industri media. Sebagai penutup, event ini bukan hanya sekadar ajang berbagi ilmu, tetapi juga merupakan langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, dengan setiap individu diharapkan mampu meninggalkan jejak yang berdampak di dunia kreatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Penulis: Riski Septia Putri
Editor: Darmadi Sasongko