PAMEKASAN, Tugujatim.id – Terlihat dari pesisir pantai, sampah terserak di laut kawasan wisata Pantai Talang Siring di Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada Jumat, (01/09/2023).
Sampah yang terserak di pantai mayoritas sampah rumah tangga. Ada bungkus makanan, botol plastik, pasta gigi, plastik jajanan, plastik bekas minyak, hingga popok bekas terlihat mengapung di air Pantai Talang Siring. Semua sampah itu bercampur dengan sampah organik seperti bambu bekas pagar, ranting, maupun kulit kelapa.
Ketua Kelompok Peduli Magrove Madura (KPMM), Endang Tri Wahyurini menjelaskan, sampah memang masih menjadi isu lingkungan yang belum mendapatkan pemecahan masalah sampai saat ini. Namun, pihaknya akan terus berupaya agar persoalan sampah terselesaikan.
“Hal ini terjadi hampir di seluruh dunia. Salah satu tempat yang jadi penumpukan sampah yaitu di daerah pantai. Lokasi pantai yang sering dijadikan sebagai objek wisata juga menjadi tempat bertumpuknya sampah. Penumpukan sampah terutama sampah-sampah plastik di lokasi pantai wisata itu bisa berasal dari sampah kiriman maupun sampah yang berasal dari lokasi setempat. Hal ini yang menyebabkan berkurangnya nilai estetis dari pantai tersebut sehingga akan mengurangi daya tarik dan menimbulkan minat pengunjung turun,” jelasnya.
Dosen Universitas Islam Madura (UIM) ini menambahkan bahwa sampah-sampah tersebut sangat mengganggu terhadap lingkungan dan biota yang terdapat dalam ekosistem mangrove.
“Keberadaan sampah-sampah tersebut sangat mengganggu lingkungan dan sebagai bahan pencemar yang sulit untuk diuraikan. Sampah plastik secara langsung akan mencemari tempat itu sendiri serta menjadi sarang nyamuk ataupun sumber tumbuhnya bakteri. Selain itu, pasti akan merusak pemandangan dan estetika dari mangrove. Dampak lainnya juga terganggunya biota yang terdapat di dalam ekosistem mangrove,” jelasnya.
Menurut Endang, perlu adanya upaya untuk pengelolaan sampah ini secara serius. Tidak hanya oleh pemerintah daerah, tetapi harus berangkat dari lingkup yang terkecil yaitu dari rumah.
“Masyarakat harus tahu bagaimana cara mengelola sampah yang benar. Dan masyarakat tentunya sudah paham karena setiap hari mereka juga pasti membuang sampahnya. Perlu memberikan pemahaman edukasi secara masif kepada masyarakat bagaimana bahayanya sampah jika dibuang secara sembarangan, baik itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang, harus dimulai dari tingkat paling kecil yaitu dari rumah,” pungkasnya.
Reporter: Rifqan AZ
Editor: Lizya Kristanti