SURABAYA, Tugujatim.id – Baju koko selalu menjadi baju Lebaran pria. Uniknya, meski sering dipakai oleh pria muslim Indonesia, baju koko ternyata berasal dari China lho. Kok bisa?
Meski bukan sebagai identitas, tidak dapat dipungkiri jika baju koko identik dengan baju muslim pria di Indonesia. Dalam sejarah panjang, baju ini ternyata erat kaitannya dengan tradisi rakyat Tionghoa.
Melansir dari asumsi, baju koko pada awalnya mulai diperkenalkan oleh engko-engko (kakak laki-laki) masyarakat Tinghoa. Sebutan itulah yang hingga kini bertransformasi di masyarakat Indonesia menjadi baju koko.
Baca Juga: Glowingkan Motor Ojol, Kilap Premium buat Program CSR untuk Ojek Online
Menariknya, baju ini memiliki perpaduan kultural yang menarik. Awalnya, modelnya menyerupai baju Surjan, pakaian tradisional Jawa yang memiliki ciri khas panjang yang sama di bagian depan dan belakang.
Namun, ketika masuk ke Indonesia yang diperkenalkan oleh engko-engko Tionghoa Indonesia pada ke-5 Masehi sehingga secara gaya dan bentuknya mengikuti kultural masyarakat di sini.
Koko identik dengan baju Muslim. Pertama-tama, modelnya pas, menutup aurat dan sangat sopan, serta bahannya yang longgar dan nyaman. Jadi, sudah sejak lama cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia.
Dari sejarah ini, menunjukkan jika pergeseran budaya juga bisa memengaruhi bentuk pakaian. Begitu juga dengan warga Tionghoa yang beralih cenderung menggunakan pakaian barat ketika ada persamaan derajat dengan warga Eropa. Tidak lagi menggunakan pakaian tradisional koko.
Selain menjadi pakaian keseharian, baju ini juga melambangkan nilai-nilai agama dalam desainnya. Sebuah penelitian lain mengungkap bahwa setiap bagian dari baju koko, mulai dari kerah hingga lengan, memiliki simbol-simbol yang mewakili prinsip-prinsip Rukun Islam.
Pada kerah leher, terdapat tiga buah kancing yang melambangkan iman, ikhsan, dan Islam. Sementara itu, kancing-kancing di bagian bahu dan lengan melambangkan dua kalimat syahadat dan rukun iman, serta di bagian dada melambangkan rukun Islam.
Dengan begitu, baju koko tidak hanya menjadi pakaian yang melindungi aurat, tetapi juga merupakan simbol yang mendalam dari keyakinan dan prinsip-prinsip agama dalam kehidupan sehari-hari. Dari China hingga ke Indonesia, jejak perjalanan baju ini menunjukkan bagaimana budaya dan agama dapat bersatu dalam sebuah pakaian yang sederhana namun sarat makna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Izzatun Najibah
Editor: Dwi Lindawati