News  

Sepi Job saat Imlek 2022, Seniman Barongsai Putra Ronggolawe Tuban Tetap Konsisten Berlatih

Seniman Barongsai. (Foto: Ali for Tugu Jatim)
Seniman Barongsai Putra Ronggolawe Tuban masih giat berlatih meski sepi job. (Foto: Ali for Tugu Jatim)

TUBAN, Tugujatim.id – Perayaan Imlek tahun 2573 atau 2022 sepertinya tak jauh beda dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut berdampak pada menurunnya permintaan pentas dan pesanan barongsai di Tuban. Salah satunya seniman Barongsai Putra Ronggolawe dari Dusun Penebusan, Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Tuban.

Perayaan Imlek memang selalu identik dengan pernak-pernik, mulai dari dupa (hio), kertas sembahyang (kim cua), barongsai, liong atau naga, lilin besar, lampion, jeruk mandarin, kue keranjang, dan angpao. Namun, kondisinya kini berbeda sejak Covid-19 melanda dunia.

Seniman barongsai ini berkeluh kesah atas sepinya job. Biasanya sebelum Covid-19 melanda, momentum mendekati perayaan hari besar China itu sudah banjir pesanan untuk pemetasan. Namun kali ini, sepi permintaan.

“Imlek tahun ini masih sepi permintaan pentas. Alhamdulillah, dapat dua job di Kecamatan Grabagan, Tuban; dan Drajat, Kabupaten Lamongan,” ujar Kusma, pemilik Barongsai Putra Ronggolawe, Senin (31/01/2022).

Sepinya job pentas dirasakan Kusma sejak awal pandemi yaitu Maret 2020. Waktu itu, atraksi barongsainya yang berdiri sejak 2000 masih mendapat 5-6 job pentas.

Dia mengatakan, tambah pesanan 10-15 buah barongsai dari daerah Jombang, Mojokerto, Kalimantan, Solo, Lamongan, dan Gresik. Untuk harga per satu barongsainya kisaran Rp2,5 juta-Rp7 juta tergantung jenis bulu yang diminta. Barongsai dengan harga tinggi biasanya memakai bulu kambing.

Seniman Barongsai. (Foto: Ali for Tugu Jatim)
Para seniman barongsai di Tuban juga rutin membersihkan alat-alat untuk atraksi. (Foto: Ali for Tugu Jatim)

Sedangkan pada Imlek 2021 lalu, kondisinya jauh lebih buruk, yaitu sepi tidak ada show atau pesanan atraksi barongsai sama sekali. Dia berharap pandemi segera berakhir sehingga pesanan ataupun undangan pentas kembali normal.

“Semoga pandemi segera usai dan kembali normal,” harapnya.

Meski sepi permintaan, tak membuat mereka malas untuk giat berlatih. Salah satunya pemain barongsai M. Sholeh. Dia mengatakan, selama pandemi terus giat berlatih bersama 30 orang dalam satu timnya. Selain berlatih keras, untuk mengisi waktu luang, Sholeh bersama rekannya membersihkan dan membenahi alatnya. Tujuannya saat ada job langsung bisa digunakan.

“Kalau cuaca panas, alat-alat dan baju kami jemur. Barongsai juga kami bersihkan dari debu,” tutup seniman barongsai itu.