Kapo-Kapo
Pohon kelapa telah menusuk langit!
Mangrove yang akbar.
Turis-turis turun kapal dari Pinang.
Rumah persinggahan.
Kedai bercahaya.
Bagan yang kesepian di pusat laut.
Mandeh terbaring tenang di sudut mata.
Emak dan Apak.
Kapo-kapo diserang dingin.
2019
Pulanglah Jat
Jat, pulanglah!
Telah emak bakar kerapu di dapur, nikmatilah!
Seorang nelayan,
akan tetap ingat pulang
meski laut tenang
dan ikan belum lengkap dijala.
Emak merindukan tubuh asinmu, Jat.
Kapal-kapal dari negeri seberang
telah datang bersama kerinduan
atas kampung halaman.
Tapi belum juga kulihat:
tubuh tambun berkulit hitam arang, milikmu.
Tidakkah kau rindu
nandung emak beserta isak tangis
kala teringat bapak
yang belum juga kembali dari perantauan.
Tidakkah ngilu hatimu
mengenang nestapa yang terus emak
tanam di pelabuhan
untuk mengharap kau pulang,
meski tidak dengan seorang gadis
berkalung biru laut
sebagai menantu harapan.
Pulanglah, Jat! Pulang!
Laut memang belum besar gelombang.
Tapi, menunggumu membuatku segera karam.
Emak lelah dan segera kalah.
2019
Nasib Padi
Kitalah anak-anak padi
yang tumbuh di tanah lapang
membentang ke kaki rumah Emak
Sungai dari muara telah membelah dada kita.
Arusnya mengantarkan banjir bandang
dan ikan-ikan menganga di sana
Kita akan mati
Lumpur segera mengubur batang tubuh
tak ada bunga-bunga mekar
untuk akhir tahun
ini bahkan untuk sesuap nasi
2019
Muhammad de Putra. Peraih Anugerah Kebudayaan kategori Anak dan Remaja dari Kemdikbud. Bergiat di COMPETER (Community Pena Terbang), Komunitas Seni Rumah Sunting dan Forum Literasi Remaja Riau. Pemenang Kompetisi #SahabArtEurpalia dari Kemdikbud, dan membawa berkeliling Eropa