MALANG, Tugujatim.id – Pada Minggu malam lalu (05/09/2021), saya berkesempatan bersilaturahmi dengan Supriyadi atau biasa dipanggil Kang Pri di salah satu warung kopi tidak jauh dari kampus UIN Maliki Malang. Kang Pri adalah owner Omah Tanjung Residence sekaligus ahli manajemen marketing properti di Malang Properti.
Awalnya, saya dihubungi oleh seorang teman diajak ngopi sekaligus bertemu dengan Kang Pri. Mendengar ajakan itu, tanpa berpikir panjang saya langsung menyatakan siap datang. Saya menyadari akan ada banyak ilmu yang akan beliau ceritakan dalam silaturahmi tersebut, apalagi sembari ngopi. Sungguh menyenangkan.
Kang Pri boleh dibilang salah satu ahli marketing yang ada di Kota Malang saat ini. Pengalaman dan pengetahuannya tidak diragukan lagi di bidang tersebut. Bahkan, para marketing yang ada di Kota Dingin hari ini rata-rata pernah belajar pada beliau.
“Dalam perkiraanku, 70-80 persen marketing di Malang itu pernah belajar dengan saya. Karena memang saya sebelumnya bertugas mengajar, Mas,” ungkap pria yang pernah belajar di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) tersebut.
Dalam perjalanan karirnya, pria asli Malang itu boleh dibilang sudah malang melintang di dunia marketing. Dia pernah menjadi marketing di beberapa produk dan perusahaan. Misalnya, marketing Konimex, produk kesehatan, rokok, perusahaan oli PT Federal Karyatama, dan terkahir marketing perusahaan properti terbesar di Kota Malang.
“Saya sudah puluhan tahun di dunia marketing, Mas. Saya senang karena marketing itu adalah seni,” kata pria yang punya impian memberikan edukasi properti tersebut.
Pengalaman itulah yang membuat Kang Pri sering kali dipercaya untuk memberikan edukasi pada anak-anak muda yang ingin bergerak di bidang marketing. Menurut dia, marketing itu sangat penting untuk menjaga kelangsungan suatu produk agar terus dikenal dari generasi ke generasi. Tugas pokok seorang marketing adalah menciptakan brand image, yaitu bagaimana suatu produk terus dikenal di benak masyarakat.
“Karena itu, marketing tidak mengejar selling, Mas. Tapi, yang ngejar selling adalah sales. Sales tanpa marketing hampa. Karena masyarakat tidak akan kenal dengan produk yang kita jual tanpa marketing,” lanjutnya.
Dia mencontohkan orang jualan jahe. Seorang sales membawa produk jahe untuk dijajakan pada masyarakat secara keliling. Penjulan jahe ini, menurut Kang Pri, akan susah jika tanpa marketing karena masyarakat tidak kenal dengan produk jahenya itu dan bagaimana manfaatnya.
Karena itulah, dia menambahkan, perusahaan pasti menganggarkan dana khusus untuk marketing. Dan itu yang digunakan untuk membangun brand image di publik pada sejak anak usia dini. Tujuannya, agar mereka terus ingat pada suatu produk tersebut.
“Saat saya di perusahaan oli, saya ngadakan edukasi safety riding untuk anak-anak sekolah dengan mendatangkan polisi, tapi iklannya adalah produk oli dari perusahaan yang saya tangani. Cara ini penting sehingga anak kenal dengan produk oli itu,” kata dia.
Dalam kesempatan itu juga, Kang Pri tak lupa memberikan tips untuk menjadi marketing yang hebat. Menurut dia, hal utama yang harus dibangun oleh seorang marketing adalah trust (kepercayaan). Dalam hal ini trust dari user pada si marketing.
“Anak-anak marketing sekarang rata-rata terburu-buru untuk closing. Padahal, orang baru mau membeli produk kita kalau dia sudah punya trust pada kita. Jadi, mestinya kita bangun trust dulu,” katanya.
Bagaimana cara membangun trust? Menurut Kang Pri, ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan menciptakan pola komunikasi yang enak. Berupaya memahami sosok user serta psikologinya.
“Saya pernah deal rumah yang harganya fantastis, dan itu saya mulai dari membangun trust dulu. Saya lihat medsos user tersebut untuk mengetahui hobinya. Saya pahami karakternya dengan beberapa postingan di medsos. Baru setelah itu, kita bisa ngobrol nyambung. Setelah nyambung, akan ada trust,” papar pria yang juga konsultan di Malang Properti itu.
Sebelum mengakhiri pertemuan tersebut, Kang Pri tak lupa memotivasi saya untuk berani mandiri dalam berbisnis. Bagi dia, modal utama dalam berbisnis adalah ketekunan dan ketegasan untuk memulai.
“Jangan pernah takut untuk memulai, lakukan saja,” kata dia.
Saat ini Kang Pri juga sudah memastikan diri keluar dari suatu perusahaan properti terbesar di Kota Malang. Dia lalu membangun bisnis propertinya sendiri, yaitu Omah Tanjung Residence.
Suatu sharing yang sangat mengesankan, sayangnya waktu semakin larut malam. Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan silaturahmi di kesempatan yang lain.