BOJONEGORO, Tugujatim.id – Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat melakukan pembatasan kegiatan, termasuk soal melaksanakan pembelajaran secara daring atau online untuk para siswa. Hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi peserta didik dan guru di Bojonegoro. Ternyata, banyak orang tua murid di Bojonegoro yang menganggap pembelajaran online itu tidak efektif.
Salah satunya yang dirasakan orang tua siswa sekolah dasar (SD) di Bojonegoro bernama Yeni. Dia mengeluhkan perkembangan pendidikan anaknya yang dirasa kurang tepat saat melakukan pembelajaran online.
“Sekarang siswa kelas 1 SD dan belum tahu huruf ABC, pikiranya masih main terus meski sudah mencari guru les. Tapi, anaknya susah belajar, sampai saya capek,” katanya, Selasa (03/08/2021).
Hal yang sama juga dirasakan Yati, orang tua murid kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini juga mengeluhkan anaknya yang justru ketika mengerjakan tugas minta bantuan dari orang lain.
“Sudah kelas VI, tapi kalau mengerjakan PR minta dikerjakan kakaknya. Kalau disuruh ngerjain, pasti banyak alasannya. Kalau di sekolah kan pasti mau nggak mau dia sendiri yang mengerjakan,” tuturnya.
Sementara itu, menanggapi keluhan dari Yeni, Kepala Sekolah Negeri (SDN) Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Oktia Ika Ardhiani mengatakan, sesuai aturan di jenjang TK memang tidak boleh diajarkan membaca terlebih dulu, tapi semua sekolah di Indonesia sudah mengajarkan anak membaca sejak TK.
“Jadi, banyak orang tua yang menganggap kalau kelas 1 SD harus sudah bisa membaca, justru kalau sesuai kurikulum kelas 1 masih membaca yang ringan-ringan,” jelasnya.
Oktia melanjutkan, para orang tua yang protes anaknya kelas 1 SD belum bisa membaca itu melihat dari orang lain yang mendapatkan pendidikan sebelum pandemi.
“Sebelum adanya sekolah online, saat anak-anak masih TK dibiasakan setiap hari untuk belajar membaca, otomatis pas kelas 1 SD sudah bisa membaca. Beda lagi kalau pandemi seperti sekarang ini,” sambungnya.
Menurut dia, hal tersebut wajar jika saat kelas 1 SD belum bisa membaca.
“Masih aman untuk kelas 1 yang belum lancar membaca, apalagi ini baru dua mingguan masuk ajaran baru,” ungkap dia.
Terakhir, dia berharap pandemi Covid-19 dapat segera berlalu dan anak-anak bisa kembali sekolah tatap muka.
“Musibah ini bisa selesai, pendidikan bisa kembali tatap muka, kasihan orang tua juga yang tidak memiliki basic jadi guru, bahkan anak kandung bisa jadi anak tiri, ibu kandung bisa jadi ibu tiri terlebih kalau sampai anak dicubit dan dibentak akan membekas di hati anak,” ujarnya.