JEMBER, Tugujatim.id – Topik Pemenuhan HAM Melalui Regulasi menuai pertanyaan Calon Bupati (Cabup) dari nomor urut 02 Muhammad Fawait kepada Cabup nomor urut 01 Hendy Siswanto saat debat publik kedua Pilkada Jember 2024.
“Pak saya mau nanya bahwa filosofi HAM (Hak Asasi Manusia, Red) yang Bapak pahami itu seperti apa?” tanya Gus Fawait, sapaan akrabnya, kepada Hendy, pada Sabtu (09/11/2024).
Sontak pertanyaan Gus Fawait itu menuai jawaban Hendy Siswanto yang diimplementasikan secara langsung dan mengacu pada kondisi debat yang diwarnai riuh dari pendukung salah satu paslon.
Baca Juga: Selama Masa Kampanye Pilkada 2024, Bawaslu Jember Terima 27 Aduan: 20 Selesai Ditangani
“Salah satunya itu, bagaimana implementasi HAM hak antara yang satu dengan yang lain, kalau kita ngomong filosofi kehidupan ini penuh dengan satu keadilan, kesetaraan, kita wajib membantu dan menghormati yang satu dengan yang lain,” ujar Hendy.
Lanjut Hendy, HAM dibentuk dalam kerangka hukum yang jelas, yang memiliki acuan-acuan yang tidak boleh dilanggar.
“Ada hak perempuan, perempuan harus kita lindungi di situ, bahwa perempuan adalah segala-galanya bagi kita semua, kita mempunyai ibu, orang tua kita ibu kita harus dihormati,” jelas Hendy.
Sementara itu, merespons jawab Hendy, Gus Fawait menekankan pada hak konstitusional yang mengacu pada hal pemenuhan lapangan pekerjaan. Dimana, angka pengangguran dan kemiskinan di Jember menurut Gus Fawait masih tinggi.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Mobil-Mobil Bertumpukan Ringsek Parah hingga Terguling
“Bahkan ketimpangan kita semakin tinggi, artinya itu saya pikir bahwa pemerintah Jember yang kemarin belum memenuhi hak asasi manusia rakyatnya, saya apresiasi penghargaan yang bapak terima, namun masyarakat Jember membutuhkan perutnya harus kenyang,” respons Gus Fawait.
Dirinya berharap, jika terpilih sebagai bupati Jember, memastikan bahwa tingkat kemiskinan, pengangguran, hingga ketimpangan di Kabupaten Jember turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Diki Febrianto
Editor: Dwi Lindawati