KEDIRI, Tugujatim.id – Masalah minyak goreng (Migor) semakin runyam dan membuat masyarakat kian menjerit. Di Kota Kediri, harga Migor di pasaran melejit naik hingga mencapai lebih dari Rp 20 ribu rupiah per liter untuk kemasan premium.
Melejitnya harga Migor itu imbas dari dicabutnya subsidi oleh pemerintah. Sebelumnya pemerintah melakukan intervensi harga dengan mensubsidi Migor melalui aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp 14 ribu. Namun kebijakan ini tidak mengubah keadaan, Migor tetap langka di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Kota Kediri.
Saat ini, pemerintah justru dengan Surat Edaran Mentri Perdagangan No 09/2022, resmi mencabut aturan HET untuk Migor kemasan premium sehingga harganya melambung tinggi di pasaran.
Pantauan Tugujatim, di pasar modern dan tradisional di Kota Kediri menunjukan harga Migor naik drastis. Memang stoknya masih banyak. Ini berbeda, saat masih berlaku HET di pasar modern stok Migor tak sampai jam 12 siang sudah habis di rak.
Kini stoknya tiba-tiba melimpah dan terlihat di rak penjualan hingga sore hari. Namun, hal itu masih tetap membuat masyarakat mengeluh karena harganya yang sangat mahal.
Salah satu warga Kediri, Sumarsih (45), seorang ibu rumah tangga, mengatakan harga yang tinggi itu membuat ekonominya semakin sulit. Pasalnya, pengeluaran bulanannya semakin banyak karena harus membeli minyak goreng.
“Gimana lagi, minyak kebutuhan pokok jadi tetap membeli, ya sangat memberatkan. Saya harap tidak ada permainan harga dan harga dapat turun,” ungkap.
Terpisah, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, Salim Darmawan, mengatakan kebijakan tersebut memang dilakukan untuk memberikan kelonggaran kepada produsen untuk memperkecil kerugian yang ditanggung produsen. Sehingga, harga Migor kemasan premium mengikuti harga pasaran.
“Kebijakan ini diambil pemerintah karena kemarin ada kelangkaan yang cukup parah, sehingga dengan adanya kelonggaran ini produsen lebih semangat untuk memproduksi dan mendistribusikan ke konsumen, tapi ini kemasan premium ya, kalau kemasan yang curah masih tetap sesuai HET,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan dari masyarakat terkait melambungnya harga, Salim mengungkapkan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan itu.
Dirinya masih menunggu aturan selanjutnya dari pemerintah pusat untuk kejelasan kebijakan HET tersebut. Ia menjelaskan adanya penyesuaian Migor dengan harga pasaran itu adalah upaya untuk mengurai masalah kelangkaan minyak goreng di pasaran.
“Memang dengan adanya kebijakan ini membuat dilema. Karena dikhawatirkan akan terjadi inflasi. Tapi pastinya pemerintah pusat akan terus mengevaluasi kebijakan ini,” pungkasnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim