MALANG, Tugujatim.id – Namanya Sumanto. Pria asal Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini terbilang sukses sebagai pengusaha. Berkat budi daya jamur tiram, Sumanto sukses meraup omzet hingga ratusan juta per bulan. Kemampuannya panen hingga 1 ton per hari hingga kini dia bisa mempekerjakan 70 orang.
Sumanto sudah menjalankan usaha budi daya jamur tiram ini sejak lama. Bermula dari memanfaatkan lahan di samping rumah, kini berhasil memiliki banyak green house di Poncokusumo.
Awal Mula Kisah Sumanto Berbisnis Jamur
Anto, sapaannya, awal berjodohnya dengan bisnis budi daya jamur tiram bukan kebetulan. Bagi pria yang berbekal ijazah SLTA tahun ‘92 itu, berbisnis adalah pilihan. Selain karena pesaing yang dirasa tidak begitu banyak, rekam jejak bisnis Anto juga begitu panjang.
Berbagai bidang pekerjaan Anto lakoni. Mulai dari kuli bangunan, berjualan burung kenari, hingga berjualan ikan.
“Semuanya itu harus mengalir dari kecil dulu, ya saat ini kami ngitung aset, mungkin sudah kelihatan,” ujarnya saat diwawancara melalui akun YouTube Bertumbuh Project.
Dia memulai usaha budi daya jamur tiram sekitar 2006 atau 18 tahunan dengan membeli baglog atau media tanam jamur sebanyak 700 buah, kemudian diletakkan di sela-sela rumah. Lantas Anto bertekad menekuni usahanya dengan berguru ke banyak petani jamur.
Pada 2009, usahanya terus berkembang di Poncokusumo. Sampai saat ini dia mampu memproduksi 7 ribu baglog dan panen hingga 1 ton per hari.
Anto mengakui juga pernah gagal. Dia berprinsip, satu kali gagal sama dengan mendapat satu ilmu. Jadi, dia menjadi pribadi yang pantang menyerah. Salah satunya, masalah over produk yang diatasi dengan mendirikan resto jamur bernama Warung Jamur Ayu.
Nah, Warung Jamur Ayu bukan hanya sebagai destinasi kuliner, tapi juga sarana edukasi yang memasarkan produk-produk olahan jamur.
Pemasaran Bisnis Jamur Milik Sumanto hingga Seluruh Indonesia
Dia melanjutkan, proses budi daya jamur tiram sendiri terbagi jadi empat tahapan. Mulai dari pembibitan, pembuatan baglog, unit budi daya jamur tiram, hingga panen.
“Saat ini kami ada dua (jenis) jamur, yaitu jamur tiram dan jamur kuping. Pasar kami (jamur) ada di Malang Raya sama Surabaya,” imbuhnya.
Selain menjual jamur, dia juga memasarkan bibit jamur hingga ke seluruh Indonesia. Sedangkan baglog jamurnya, laris hingga ke Bali.
Anto bersama karyawannya mampu memproduksi lebih dari 700 bibit sehari. Soal harga, dia membanderol sekitar Rp6ribu per satu bibit jamur. Dia juga memproduksi sekitar 7 ribu baglog dengan satuannya dijual sekitar Rp2.300. Sedangkan untuk jamur segar, dia menargetkan panen 1 ton sehari, harga jualnya berkisar Rp12 ribu.
Kunci Sukses Jadi Pengusaha Jamur
Menurut dia, berbisnis bukanlah sesuatu yang instan. Kunci utamanya adalah niat yang kokoh. Kemudian belajar dan berguru.
“Ketiga, modal. Itu pasti. Ada guru, ada niat tapi modalnya tidak ada, tidak mungkin,” sambungnya.
Ke depan, dia berharap muncul lebih banyak pengusaha muda. Untuk memunculkan bibit itu, dimulai dari mengubah mindset.
“Kalau sekolah, mindsetnya jangan berpikir nanti saya akan bekerja di A-B-C, tapi diubah. Setelah sekolah saya akan jadi pengusaha. Itu efeknya luar biasa, banyak pengusaha, pengangguran juga akan terpecahkan, masyarakat kita yang nganggur otomatis akan berpenghasilan,” ujarnya.
Program ini adalah program liputan untuk mendukung wirausaha lokal tumbuh dan berkembang. Supported by Paragon Corp (Wardah, Emina, Make Over, Puteri, Biodef dll)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Feni Yusnia
Editor: Dwi Lindawati